16 Maret 2023

SINGAPURA – Indonesia berencana membangun rumah sakit dan universitas kelas satu ibu kota barunya sedang dikembangkan di Kalimantan, dan Presiden Joko Widodo berharap investor Singapura akan bekerja sama dengan negaranya dalam hal ini.

Berbicara kepada The Straits Times pada hari Rabu pertemuannya dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di Singapura dalam acara retret para pemimpin reguler mereka pada hari Kamis, Bapak Widodo menguraikan rencananya untuk proyek andalan, yang dikenal sebagai Nusantara.

Pembangunan ini diharapkan menjadi kota cerdas yang berkelanjutan untuk mengurangi masalah kepadatan dan kemacetan di Jakarta. Beberapa kementerian dan lembaga pemerintah akan pindah ke sana secara bertahap mulai tahun 2024.

Bapak Widodo menekankan bahwa penting bagi kedua negara bertetangga yang memiliki “hubungan yang sangat lama dan dekat” ini untuk mengeksplorasi bidang-bidang pertumbuhan ekonomi baru, terutama setelah pandemi Covid-19.

“Singapura adalah mitra terpenting bagi Indonesia,” ujarnya. “Hubungan Singapura dan Indonesia sangat baik dan perlu dilanjutkan serta ditingkatkan di masa depan.

“Kami berharap investasi di Nusantara bisa menjadi fokus.”

Proyek seluas 2.561 km persegi, sekitar tiga kali luas Singapura, diperkirakan menelan biaya 466 triliun rupiah (S$41 miliar). Negara akan menanggung 20 persen biayanya, sementara Indonesia berharap sektor swasta akan menanggung sisanya.

Sembilan rumah sakit dan tujuh universitas, beberapa di antaranya melibatkan kemitraan asing, sejauh ini telah menyatakan minatnya untuk hadir di sana, kata presiden.

Dengan senyum lebar dan binar matanya, Presiden berharap rumah sakit Singapura seperti Mount Elizabeth dan Gleneagles, serta universitas-universitasnya, juga melakukan hal yang sama, mengingat berbagai insentif yang disiapkan, termasuk tax holiday dan pemberian hak atas tanah yang lebih panjang. .

“Perekonomian Indonesia juga dalam posisi yang baik. Banyak potensi yang bisa digali,” ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan ST di Istana Kepresidenan Jakarta sambil makan siang nasi padang.

Infrastruktur seperti istana presiden dan gedung pemerintahan di Nusantara diharapkan siap pada kuartal kedua tahun ini, setelah itu investor bisa mulai membangun rumah sakit, universitas, dan hotel, ujarnya.

Bapak Widodo juga mengakui bahwa proyek ini mempunyai tantangan dan hambatan tersendiri. “Kami ingin bergerak cepat, namun pembukaan lahan membutuhkan waktu.”

Pemimpin Indonesia, yang lebih dikenal sebagai Jokowi, mengatakan dia berencana untuk berbicara tentang pembangunan ibu kota baru pada acara retret para pemimpin.

Rencananya untuk mengundang sekelompok besar investor Singapura untuk menghadiri presentasi mengenai ibu kota gagal “karena segala sesuatunya di lapangan belum siap”.

Namun jika roadshow direncanakan, “Singapura akan menjadi tempat pertama yang kami tuju”.

Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara kepada ST di Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu. ST FOTO: ARIFFIN JAMAR

Presiden menambahkan, ia mempunyai banyak teman pribadi di Singapura. Termasuk Perdana Menteri Lee, yang ia anggap sebagai “teman lama yang baik”.

“Kami sangat dekat dan sudah berteman sejak lama. Kami tidak pernah mempunyai masalah apa pun, baik masalah kecil, apalagi masalah besar. Kami selalu berbicara tentang hal-hal positif untuk masa depan.”

Kedua putranya Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep belajar di Republik. Makanan kesukaannya nasi ayam hainan katanya sambil mengacungkan jempol.

“Shiok ah,” katanya, mengundang tawa dari semua orang di ruangan itu.

Kolaborasi di bidang-bidang baru akan dibahas dalam pertemuan para pemimpin pada hari Kamis, katanya, seraya menambahkan bahwa kemajuan dari hasil pertemuan tersebut perlindungan terakhir di Pulau Bintan Indonesia pada Januari 2022 juga akan ditinjau.

Pak Widodo mengaku puas dengan hal tersebut Ratifikasi Indonesia terhadap tiga perjanjian bilateral yang sudah berlangsung lama mengenai pengelolaan wilayah udara, kerja sama pertahanan, dan ekstradisi, semuanya dalam satu tahun terakhir.

Dua pakta – Perjanjian Kerja Sama Pertahanan dan Perjanjian Ekstradisi Buronan – ditandatangani pada bulan April 2007 di bawah kepemimpinan mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Lee, namun baru diratifikasi oleh Indonesia pada bulan Desember 2022.

Perjanjian pertahanan mengatur Angkatan Bersenjata Singapura untuk berlatih dan berpartisipasi dalam latihan di Indonesia dengan penuh rasa hormat terhadap kedaulatan Indonesia atas wilayahnya, sedangkan perjanjian ekstradisi mendukung penyerahan buronan antara kedua negara.

Yang ketiga, perjanjian Flight Information Region (FIR), diratifikasi pada bulan September, mengatur agar batas antara FIR Singapura dan Jakarta disesuaikan agar konsisten dengan batas wilayah Indonesia. Indonesia juga akan mendelegasikan penyediaan layanan navigasi udara sebagian wilayah udara yang telah disesuaikan ini kepada Singapura selama 25 tahun.

Bapak Widodo mengatakan kunci untuk meratifikasi perjanjian-perjanjian yang sudah lama ada ini adalah komunikasi terbuka untuk memastikan kejelasan antara berbagai kementerian dan parlemen di Indonesia.

“Kami tidak menjelaskannya sekali, dua kali atau tiga kali. Saya mendorong semua kementerian untuk bersikap transparan, dan prosesnya berjalan sangat cepat. Anggota parlemen yang tadinya menolak perjanjian kini semuanya setuju, ”ujarnya. “Kami sekarang fokus pada tindak lanjut dan implementasi, satu per satu.”

  • Pelaporan tambahan oleh Wahyudi Soeriaatmadja
  • Singapore Prize

    By gacor88