16 Februari 2023
PHNOM PENH – Perdana Menteri Hun Sen telah mengumumkan bahwa Kamboja berencana untuk memulangkan tahanan Laos dan Thailand dari penjara Kerajaan menjelang perayaan tradisional Tahun Baru Khmer pada bulan April. Gerakan kemanusiaan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga.
Pada konferensi pers bersama saat kunjungannya ke Laos pada 13 Februari, Hun Sen mengatakan para tahanan akan dikembalikan ke negara asalnya melalui mekanisme ekstradisi yang ada.
“Saya memberi tahu Perdana Menteri Sonexay Siphandone bahwa tidak perlu menunggu timbal balik. Kami akan mengirim tahanan yang dihukum di Kamboja kembali ke Laos untuk merayakan Tahun Baru Khmer,” katanya.
Kamboja, Laos, dan Thailand semuanya akan merayakan Tahun Baru pada waktu yang sama di bulan April.
Hun Sen mengatakan Kamboja juga akan menerapkan mekanisme ini dengan pihak Thailand agar para tahanan bisa kembali ke negara asalnya. Dia mendesak Menteri Kehakiman Koeut Rith untuk bekerja sama dengan Menteri Dalam Negeri Sar Kheng untuk memulai pekerjaan tersebut sesegera mungkin.
Nuth Savna, juru bicara Departemen Umum Penjara (BBP) Kementerian Dalam Negeri, mengatakan pada 14 Februari bahwa BBP sedang menyiapkan dokumen tentang setiap tahanan di Laos. Berkas tersebut akan dikirim ke Kementerian Kehakiman, yang akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional sesuai prosedur standar.
“Ada total 75 tahanan asal Laos yang ditahan di Kamboja, 73 di antaranya karena pelanggaran narkoba. Hanya tiga di antaranya yang perempuan,” ujarnya.
Savna mengatakan dia tidak memiliki data mengenai jumlah tahanan Thailand yang ditahan di Kamboja.
“Keputusan untuk memulangkan tahanan asing ke negara asal mereka, terutama sebelum Tahun Baru, merupakan tindakan kemanusiaan yang didorong oleh belas kasih terhadap mereka, yang sebagian besar telah dilupakan. Hal ini juga menunjukkan persahabatan yang erat dan hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga,” katanya.
Chin Malin dan Kim Santepheap, juru bicara Kementerian Kehakiman, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar pada 14 Februari.
Am Sam Ath, wakil direktur kelompok hak asasi manusia LICADHO, mengatakan ketiga negara memiliki perjanjian ekstradisi bersama mengenai pemulangan tahanan setelah dinyatakan bersalah. Selain tujuan kemanusiaannya, perjanjian tersebut juga merupakan bagian dari hubungan diplomatiknya.
“Saya pikir repatriasi adalah hal yang baik dan akan bermanfaat bagi para narapidana, serta sistem penjara,” katanya.
Hun Sen berada di Laos pada 13-14 Februari atas undangan timpalannya Sonexay Siphandone, dalam kunjungan resmi yang bertujuan untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antara kedua negara.