Kasus campak di Indonesia melonjak di tengah penundaan vaksinasi anak

26 Januari 2023

JAKARTA – Indonesia bisa mengalami 32 kali lebih banyak kasus campak pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, di tengah menurunnya vaksinasi rutin anak yang dianggap sebagai penyebab pandemi COVID-19.

Kementerian Kesehatan melaporkan pada hari Jumat bahwa 3.341 kasus campak terkonfirmasi pada tahun lalu. Mereka ditemukan di 223 kabupaten dan kota di 31 dari 34 provinsi. Tahun lalu, lebih dari selusin kota dan kabupaten, sebagian besar di Sumatera, mendeklarasikan “kejadian kesehatan luar biasa” (KLB) sebagai respons terhadap wabah campak.

Pihak berwenang mengaitkan peningkatan ini dengan fakta bahwa banyak anak melewatkan vaksinasi rutin selama pandemi COVID-19.

“Pada awal pandemi, (pemerintah) mengusung slogan ‘tinggal di rumah’, yang menyebabkan (orang tua) menghindari anak-anak untuk vaksinasi,” kata Yosephine Prima, direktur Kementerian Kesehatan, pada hari Jumat dalam acara tersebut. konferensi pers. “Kemudian kita mengalami kasus gelombang Delta (yang disebabkan oleh varian) pada tahun 2021, yang membuat orang semakin enggan meninggalkan rumah mereka.”

Hampir 60 persen anak-anak yang terinfeksi campak tahun lalu tidak mendapatkan satu dosis vaksin pun untuk melawan penyakit tersebut, dan 12 persen di antaranya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Menurut Yosephine, otoritas kesehatan belum bisa menentukan status imunisasi dari sisa stok tersebut.

Indikator umum penyakit campak, salah satu penyakit paling menular yang dapat dicegah dengan vaksin, adalah ruam dan demam. Namun Yosephine mengatakan otoritas kesehatan lebih khawatir mengenai komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini, terutama pada anak-anak yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu.

“Jika anak kurang gizi (kena campak), biasanya akan disertai komplikasi serius, antara lain diare, radang paru-paru, radang otak, atau bahkan infeksi mata yang bisa berujung pada kebutaan,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah sedang memulai kampanye mengejar ketinggalan untuk dana pensiun anak

Sebagai bagian dari strategi nasional pemberantasan campak pada tahun 2023, Yosephine mengatakan pemerintah telah menginstruksikan lembaga kesehatan setempat untuk meningkatkan pemantauan kesehatan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan meminta bantuan Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan Kementerian Agama dalam inisiatif untuk membawa program imunisasi anak pemerintah ke seluruh sekolah dasar di negara ini.

Penurunan cakupan imunisasi yang disebabkan oleh pandemi ini telah menjadi perhatian nasional dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah pihak berwenang melaporkan kasus polio pertama yang terkonfirmasi di Indonesia dalam empat tahun terakhir di Kabupaten Pidie, Aceh. Setidaknya satu pasien belum pernah mendapat imunisasi sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah akan meningkatkan imunisasi setelah ditemukannya polio di Aceh

Ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Griffith University di Australia mengatakan fokus pemerintah terhadap pandemi COVID-19 selama tiga tahun terakhir adalah salah satu penyebab meningkatnya penyakit menular ini.

“Pemerintah terlalu fokus pada pemberian vaksin COVID-19 saja, karena mengalokasikan sebagian besar tenaga kesehatan (selama pandemi), sehingga berujung pada munculnya penyakit lain,” ujarnya, Selasa.

Ketua Bidang Penyakit Menular Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anggraini Alam, mengatakan lebih banyak keadaan darurat kesehatan akan terjadi di seluruh negeri jika tingkat vaksinasi untuk anak-anak tetap rendah.

“Banyak penyakit menular yang bisa dicegah hanya dengan vaksin. Kalau tidak dikelola maka bersiaplah menghadapi wabah berbagai penyakit, termasuk campak,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara Kompas.com.

Tahun lalu, pemerintah mulai menawarkan vaksinasi lanjutan bagi anak-anak yang melewatkan vaksinasi anak.

daftar sbobet

By gacor88