22 Februari 2023
JAKARTA – Indonesia terus mengalami penurunan jumlah kasus COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir meskipun tidak ada pembatasan pandemi dan ditemukannya subvarian baru Omicron “Kraken” yang menyebabkan peningkatan kasus di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat dan Amerika Serikat. Kerajaan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan pemerintah mencatat 133 kasus baru setiap hari hingga Minggu, turun 14,9 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
“Beberapa pihak bertanya-tanya apakah pemerintah mengambil keputusan yang tepat dengan mencabut PPKM (pembatasan kegiatan masyarakat) pada 30 Desember tahun lalu, tapi alhamdulillah, dua bulan setelah semua pembatasan dicabut, situasi masih terkendali,” kata Syahril. Senin dalam konferensi pers.
Ia mengatakan, selain kasus harian, indikator pandemi lainnya juga terus membaik. Kematian harian turun 31,2 persen dibandingkan minggu lalu, dengan hanya dua kematian yang tercatat pada hari Minggu.
Tingkat kepositifan juga mencapai 1,2 persen, sedangkan tingkat keterisian tempat tidur nasional mencapai 1,4 persen, menunjukkan bahwa penularan virus dan pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit masih relatif rendah.
Syahril juga mengatakan subvarian baru XBB.1.5, yang umum dan informal dijuluki Kraken, tidak menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 secara nasional setelah negara tersebut melaporkan kasus pertamanya pada akhir bulan lalu.
“Sejauh ini kami menemukan enam kasus subvarian Kraken, dua menunjukkan gejala ringan dan sisanya tanpa gejala,” ujarnya.
Kasus Kraken pertama yang diketahui dilaporkan di AS pada akhir tahun lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gundai Sadikin sebelumnya mengaku tidak khawatir dengan ditemukannya Kraken di Tanah Air, apalagi mengingat hampir seluruh masyarakat Indonesia telah mengembangkan antibodi terhadap COVID-19.
Menurut serosurvei terbaru yang dilakukan kementerian bulan lalu, 99 persen masyarakat Indonesia memiliki antibodi terhadap COVOD-19, baik karena vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi 0,5 persen dibandingkan hasil survei serupa yang dilakukan kementerian pada Juli tahun lalu.
Meski wabahnya relatif terkendali, Syahril tetap mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap virus tersebut.
“Meskipun seluruh pembatasan COVID-19 telah dicabut, pandemi ini belum berakhir. Virus terus bermutasi dan cara terbaik untuk mencegah kita tertular adalah dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Syahril juga berpesan agar masyarakat mendapatkan vaksinasi booster dosis pertama dan kedua karena akan memberikan perlindungan maksimal terhadap subvarian COVID-19.