15 Agustus 2023
HANOI – Dengan peraturan visa yang lebih longgar dan perpanjangan masa tinggal bagi pengunjung internasional, prospek yang menjanjikan muncul menjelang musim puncak pariwisata di Vietnam.
Mulai tanggal 15 Agustus, pembaruan undang-undang mengenai masuk dan keluarnya warga negara Vietnam, serta masuk, keluar, transit dan tinggalnya orang asing di Vietnam, akan membawa perubahan penting terhadap peraturan visa dan berapa lama pengunjung dapat tinggal.
Salah satu perubahan penting adalah wisatawan dengan visa elektronik (e-visa) kini diperbolehkan tinggal hingga 90 hari, bukan 30 hari sebelumnya. Ini berarti mereka dapat masuk dan keluar Vietnam beberapa kali dalam 90 hari tersebut, tanpa harus mengajukan permohonan visa baru setiap kali. Selain itu, warga negara dari negara yang mengizinkan Vietnam masuk tanpa visa kini diperbolehkan tinggal hingga 45 hari, naik dari 15 hari sebelumnya. Aturan penerbitan dan perpanjangan visa akan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.
Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, bagian dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, serta para pakar pariwisata, percaya bahwa perubahan positif ini akan sangat membantu pertumbuhan pariwisata Vietnam. Diperkirakan akan lebih banyak pengunjung dari negara lain yang datang, sehingga dapat membuka peluang investasi yang menarik.
Dalam tujuh bulan pertama tahun 2023, hampir 6,6 juta wisatawan mengunjungi Vietnam, mendekati target 8 juta wisatawan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang lebih besar diperkirakan terjadi selama musim sibuk di akhir tahun.
Juru bicara Agoda, sebuah platform perjalanan online, melaporkan peningkatan signifikan sebesar 33 persen dalam pencarian informasi tentang kebijakan pembaruan visa Vietnam di kalangan pengunjung internasional selama dua minggu setelah Majelis Nasional menyetujui peraturan baru tersebut.
Pengunjung dari Perancis menunjukkan antusiasme yang luar biasa, sehingga menyebabkan peningkatan permintaan akomodasi di Vietnam sebesar 72 persen dibandingkan dua minggu lalu. Demikian pula wisatawan dari Belanda, Selandia Baru, Jerman dan Amerika Serikat menunjukkan peningkatan nyata sebesar 38-45 persen dalam minat mereka terhadap pariwisata Vietnam.
Nguyễn Thanh Sơn, wakil direktur Benthanh Tourist International Center, mengatakan bahwa perusahaannya telah menghubungi beberapa mitra di pasar-pasar utama seperti Rumania, Belanda, Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat untuk memberi tahu mereka tentang kebijakan visa baru Vietnam.
Seluruh mitra menerima kabar ini dengan sangat antusias, ujarnya.
Namun, Sơn mengatakan semua perusahaan pariwisata menunggu pedoman rinci sebelum bekerja dengan mitra mereka untuk merancang rencana perjalanan baru, memperbarui penawaran kami dan memulai inisiatif pemasaran untuk menarik wisatawan.
Cao Trí Dũng, Ketua Dewan Direksi Perusahaan Saham Gabungan Việt Nam TravelMart mengatakan bahwa kebijakan visa baru yang disahkan oleh Majelis Nasional akan membawa transformasi mendasar dalam profil tamu dan infrastruktur layanan dalam sektor pariwisata.
Tren ini akan mempengaruhi sistem pelayanan sehingga memerlukan penyesuaian agar sesuai dengan kebijakan baru. Kebijakan ini, pada gilirannya, akan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk meningkatkan daya saing pariwisata Vietnam secara keseluruhan, serta tempat-tempatnya, untuk meningkatkan pengunjung internasional.
Menurut Nguyễn Trùng Khánh, Direktur Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, kebijakan visa yang lebih lunak mungkin penting, namun kebijakan tersebut tidak dapat sepenuhnya meningkatkan daya tarik Vietnam di mata wisatawan, meningkatkan daya saingnya, dan memikat pasar internasional. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini memerlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan serangkaian solusi yang saling melengkapi.
Industri pariwisata secara keseluruhan harus memprioritaskan produksi produk pariwisata yang unik dan menarik, dilengkapi dengan inisiatif pemasaran dan promosi yang kuat yang menargetkan pasar-pasar utama.
Penggunaan strategi yang sistematis dan profesional untuk memanfaatkan potensi yang besar sangatlah penting. Memastikan pengelolaan destinasi yang efektif, terutama dalam hal keamanan dan keselamatan, memainkan peran penting dalam memberikan pengalaman positif kepada wisatawan yang menjelajahi negara tersebut.
Pada saat yang sama, upaya kolektif diperlukan untuk melatih staf pariwisata, sejalan dengan tuntutan kuantitas dan kualitas, sehingga meningkatkan standar layanan untuk memenuhi beragam kebutuhan pengunjung. Selain itu, integrasi luas transformasi digital dan teknologi informasi dalam operasional pariwisata harus dipromosikan secara harmonis.
Perhatian yang cermat harus diberikan pada semua kebijakan yang berkontribusi terhadap peningkatan pengalaman perjalanan secara keseluruhan di Vietnam.
Mengingat tingkat pertumbuhan saat ini, industri pariwisata membutuhkan penambahan 40.000 karyawan baru setiap tahunnya, selain pelatihan ulang 25.000 individu. Namun lembaga pendidikan saat ini hanya meluluskan 20.000 siswa per tahun.
Proporsi personel yang terlatih secara kompeten di sektor pariwisata masih belum mencukupi, yaitu hanya 43 persen dari total angkatan kerja, dan hampir separuhnya menunjukkan kurangnya kompetensi dalam bahasa asing.
Sebaliknya, tingkat keterampilan pekerja pariwisata di Vietnam tertinggal dibandingkan negara lain. Secara khusus, hotel-hotel di Vietnam menunjukkan produktivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan hotel-hotel lain di negara tujuan seperti Singapura, Jepang, dan Malaysia. Kesenjangan ini dapat menghambat kemampuan pekerja lokal untuk bersaing, terutama mengingat banyaknya tenaga profesional terampil di bidang pariwisata dari Filipina, Thailand, Indonesia, dan Singapura yang mencari peluang di Vietnam.
Untuk mengatasi masalah ini memerlukan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja pariwisata Vietnam di tahun-tahun mendatang. — VNS