18 April 2019
Jokowi menyerukan para pemilih untuk bersatu ketika oposisi mengklaim kemenangan.
Hitungan singkat menunjukkan petahana Joko Widodo dan pasangannya Ma’ruf Amin memimpin dalam pemilihan presiden Indonesia, namun lawan mereka, Prabowo Subianto, kemungkinan besar tidak akan kalah tanpa perlawanan.
Prabowo bersikeras bahwa exit poll yang dilakukan timnya di lebih dari 5.000 TPS menunjukkan bahwa ia dan kandidatnya, Sandigaga Uno, memenangkan pemilu presiden.
Dalam pidato singkatnya kepada media, serta para pendukung yang meneriakkan “Presiden”, dia mengatakan bahwa mereka telah mengalahkan Joko, memenangkan lebih dari 50 persen suara.
Mengutip contoh TPS yang dibuka pada pukul 11.00, bukan pukul 07.00, ia mempertanyakan ketidakberpihakan beberapa lembaga pemungutan suara dan survei yang biasa melakukan penghitungan cepat, dengan mengatakan bahwa mereka berkolusi dengan pihak lain yang berupaya membuatnya tampak “seperti kami kalah”.
Prabowo juga menghimbau para pendukungnya untuk tetap tenang dan waspada untuk memastikan proses penghitungan suara tidak terganggu.
“Saya mohon kepada seluruh relawan untuk membantu mengawal kemenangan kita di seluruh TPS,” ujarnya. “Teruslah menunggu… Pemungutan suara adalah kunci kemenangan.”
Ada kekhawatiran mengenai potensi kerusuhan atas hasil pemilihan presiden yang ketat yang telah memecah belah negara.
“Saya minta pendukung saya tetap tenang dan tidak terprovokasi. Jangan melakukan perilaku anarkis,” kata Pak Prabowo.
“Perjuangan kami tidak sia-sia. Kami tidak punya uang, kami tidak membayar uang kepada saksi kami, tapi kebenaranlah yang menang. Kami yakin dan yakin Tuhan maha besar dan akan menolong mereka yang benar,” imbuhnya.
Sandiaga tidak terlihat menutup pemilu. “Tn. Sandiaga kurang enak badan sejak sore, hingga saat ini ia cegukan. Dia sedang beristirahat di dalam (kediaman Pak Prabowo),” kata anggota tim kampanye Yuga Aden kepada situs berita Indonesia Detikcom.
Sementara itu, dalam pidato singkatnya, Joko mengajak para pemilih untuk bersatu, menghargai persaudaraan pasca pemilu.
Ia mengakui hasil hitung cepat tersebut, namun segera mengimbau para pendukungnya untuk menunggu penghitungan suara resmi oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum).
“Dari indikasi exit poll dan quick count, kita sudah melihat semuanya, tapi kita harus bersabar menunggu penghitungan resmi dari KPU,” kata Pak Joko.
Dia berterima kasih kepada tentara dan polisi yang mengamankan pemilu.
Kemudian, Pak Joko mengunggah di Facebook: “Sesama warga negara dan saudara sebangsa. Alhamdulillah, hari ini Indonesia menyelenggarakan Pemilu 2019 dengan damai dan aman. Terima kasih kepada semua orang yang menggunakan hak mereka untuk memilih dengan kemampuan terbaik mereka.”
“Pesta demokrasi tahun ini memberikan banyak pengalaman, pembelajaran, sekaligus tantangan bagi kita sebagai bangsa. Apapun hasilnya, marilah kita menjaga dan menjaga persatuan dan persaudaraan kita sebagai bangsa yang besar dan beragam, ”tulisnya.
“Semoga Allah mengabulkan segala ikhtiar kita untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia, rumah kita bersama,” tulis Presiden Jokowi di situs media sosialnya.
Ali Nurdin, seorang analis politik di Universitas Mathla’ul Anwar, mencatat bahwa keputusan Joko untuk menahan diri dari mengklaim kemenangan berdasarkan penghitungan cepat bertolak belakang dengan tanggapannya setelah pemilu terakhir lima tahun lalu, ketika ia menerima proyeksi tersebut.
“Terakhir kali dia bukan petahana. Wajar jika dia bersikap lebih asertif. Posisinya kini menjadi simbol suatu negara, kepala negara. Dia perlu menunjukkan kedewasaan politik,” kata Pak Ali.
“Sebagai pemimpin Indonesia, Jokowi kembali mempunyai tugas berat ke depan. Beliau harus memimpin upaya menjaga soliditas masyarakat Indonesia yang terpecah belah akibat perbedaan pilihan politik,” ujarnya.
“Itulah sebabnya dia harus bijaksana untuk tidak memperburuk perpecahan seperti itu,” tambahnya.