16 Februari 2023
BEIJING – Munculnya ChatGPT akan mendorong para pendidik untuk lebih fokus pada pengajaran mata pelajaran yang teknologinya kurang baik, kata seorang pakar pendidikan senior.
Andreas Schleicher, direktur pendidikan dan keterampilan di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Co-operation and Development), mengatakan bahwa ia menyambut baik perkembangan ini dan berpendapat bahwa hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk tidak terlalu fokus pada tugas-tugas yang juga dapat dilakukan oleh teknologi.
“Masa depan bukan soal teknologi versus manusia. Masa depan adalah tentang mengintegrasikan teknologi dengan manusia,” katanya. “ChatGPT mendorong kita untuk berpikir lebih keras tentang apa yang menjadikan kita manusia.”
Yang sangat jelas adalah hal-hal yang mudah untuk diajarkan dan diuji juga menjadi mudah untuk didigitalkan, katanya dalam sebuah wawancara dengan China Daily di sela-sela Konferensi Pendidikan Digital Dunia.
“Dunia tidak lagi memberi penghargaan kepada Anda hanya atas apa yang Anda ketahui. Baidu tahu segalanya,” katanya. “Dunia memberikan penghargaan atas apa yang dapat Anda lakukan dengan apa yang Anda ketahui, dan menurut saya ChatGPT mendorong kami untuk bekerja lebih keras dalam hal ini.”
Jika siswa hanya secerdas ponsel pintar, berarti pendidik belum berbuat cukup, ujarnya. Masyarakat harus fokus pada pengembangan keterampilan manusia yang sebenarnya penting, seperti imajinasi dan kreativitas, katanya.
Munculnya kecerdasan buatan benar-benar mendorong orang untuk berpikir keras tentang apa itu pendidikan dan tujuannya, serta pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai apa yang dimiliki manusia yang melengkapi kecerdasan buatan, tambahnya.
Sementara mesin pencari seperti Google atau Baidu hanya mengekstraksi pengetahuan, ChatGPT melangkah lebih jauh dan menganalisis pencarian sebelum orang memberikan satu jawaban.
Schleicher mengatakan menurutnya chatbot akan menjadi alat yang sangat ampuh dalam pengembangan pendidikan, katanya.
Dia menambahkan bahwa generasi muda harus belajar memahami algoritma.
“Jika Anda tidak memahami suatu algoritma, Anda akan segera menjadi korban algoritma tersebut,” katanya. “Ada risiko besar bahwa kita hanya akan mengikuti jawaban yang kita dapatkan dari ChatGPT daripada mempertanyakannya dan menciptakan pengetahuan baru.”
Implikasi yang sangat penting bagi pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda untuk menavigasi ambiguitas, mengelola kompleksitas, membedakan fakta dari opini dan memahami pemikiran komputasional serta ide dan sifat algoritma, kata Schleicher.
Sebagai sebuah perangkat, ChatGPT akan membuat pembelajaran jauh lebih menarik dan bermanfaat, namun sebagai tujuan dan sasaran, orang harus bekerja sangat keras untuk memenangkan perlombaan dengan teknologi, tambahnya.