26 Agustus 2022
TOKYO – Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan akan memulai tahun keuangan depan untuk menyusun pedoman baru untuk “xenotransplantasi” – transplantasi organ dan jaringan hewan ke manusia.
Seiring kemajuan penelitian dalam menciptakan organ untuk transplantasi yang membatasi penolakan oleh sistem kekebalan tubuh melalui teknologi baru untuk mengubah genetika hewan donor, xenotransplantasi kini dilakukan di luar negeri, meskipun hanya secara eksperimental.
Mengingat perkembangan tersebut, kementerian bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan organ non-manusia yang akan ditransplantasikan ke manusia, dengan tujuan untuk melakukan transplantasi tersebut di negara tersebut.
Transplantasi organ dan jaringan non-manusia dari sumber seperti babi diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan organ yang dibutuhkan oleh orang-orang yang menderita penyakit kronis.
Namun, penolakan transplantasi, dimana organ yang ditransplantasikan diserang oleh sistem kekebalan tubuh, merupakan tantangan besar bagi xenotransplantasi. Juga telah ditunjukkan bahwa virus yang tidak diketahui dapat masuk ke dalam sel organ yang akan ditransplantasikan.
Kementerian Kesehatan akan membentuk tim peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Medis Jepang untuk mempertimbangkan hal-hal seperti kualitas organ hewan, seperti yang berasal dari babi, dan risiko infeksi virus. Tim juga akan mempelajari tren teknologi terkini dan kemungkinan terjadinya kelainan pada manusia jika organ dan jaringan non-manusia yang dimodifikasi secara genetik digunakan untuk transplantasi.
Selama jangka waktu sekitar tiga tahun, tim akan menyusun daftar tip untuk xenotransplantasi yang mencakup metode pengujian virus dan mengevaluasi risiko penolakan transplantasi, serta persyaratan pembiakan hewan yang akan digunakan untuk xenotransplantasi.
Kementerian berencana memasukkan beberapa puluh juta yen untuk pengeluaran terkait dalam permintaan anggarannya untuk tahun fiskal berikutnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mencapai kemajuan dalam mengembangkan organ non-manusia dengan risiko penolakan transplantasi yang rendah menggunakan teknologi seperti pengeditan genom, yang memungkinkan mereka melakukan perubahan tepat pada gen yang ditargetkan.
Di Amerika Serikat, pada bulan Januari tahun ini, para dokter melakukan xenotransplantasi jantung babi ke manusia yang pertama di dunia, menggunakan jantung babi dengan 10 modifikasi genetik untuk membatasi penolakan transplantasi. (Pasien meninggal sekitar dua bulan kemudian.)
Di Jepang, Kementerian Kesehatan pada tahun 2016 menyusun pedoman yang menyatakan bahwa transplantasi pankreas dan sel lain dari hewan ke manusia disetujui dengan syarat dilakukan studi lanjutan menyeluruh terhadap kesehatan penerima sel.
Namun, pedoman ini tidak disusun dengan mempertimbangkan xenotransplantasi organ atau jaringan, dan sejauh ini belum ada transplantasi serupa yang dilakukan di Jepang.