23 November 2022
JAKARTA – Bantuan pemerintah terus mengalir ke Kabupaten Cianjur di Jawa Barat, dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo juga melakukan perjalanan ke lokasi gempa hari Senin yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Petugas penyelamat sedang mengejar lebih dari 100 orang yang masih terdaftar sebagai hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa sore mencatat 268 orang meninggal dunia, namun baru teridentifikasi 122 orang meninggal dunia. Sekitar 1.080 orang terluka dan 151 orang masih hilang.
“Kami masih menyelidiki apakah 151 orang (yang hilang) itu termasuk (meninggal) yang belum teridentifikasi,” kata Letjen TNI. Suharyanto, Kepala BNPB, mengatakan.
Lebih dari 58.300 orang dievakuasi dan setidaknya 12.600 rumah rusak berat, sementara 6.500 dan 2.000 rumah lainnya masing-masing mengalami kerusakan sedang dan ringan, kata pihak berwenang.
Rizky Utama, salah satu tenaga medis RSUD Cimacan, mengatakan hingga Selasa pagi, pihak rumah sakit telah merawat total 237 korban, 13 orang di antaranya meninggal dunia.
Dampak gempa bumi di Cianjur telah menarik perhatian nasional, dan Jokowi bersama sejumlah anggota kabinetnya melakukan kunjungan ke kabupaten tersebut pada hari Selasa.
Tugas saya adalah memprioritaskan penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, kata Jokowi.
Ia mengatakan, setiap pemilik rumah yang rusak parah akan mendapat bantuan tunai sebesar Rp 50 juta (US$3.188), pemilik rumah yang rusak sedang atau ringan masing-masing mendapat Rp 25 juta dan Rp 10 juta.
Pemerintah pusat melalui BNPB menyerahkan bantuan pangan dan bantuan darurat lainnya kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur senilai Rp 500 juta dan Dana Darurat (DSP) senilai Rp 1,5 miliar untuk membantu korban gempa.
BNPB telah membentuk posko terpusat untuk membantu memperlancar distribusi bantuan, pendataan, dan mengoordinasikan upaya pencarian dan penyelamatan dalam beberapa hari mendatang, kata Suharyanto.
Pada Selasa, Pemerintah Kabupaten Cianjur mengumumkan keadaan darurat selama 30 hari ke depan.
Jalan menuju pemulihan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang tiba di Cianjur, Senin malam, mengerahkan enam unit ekskavator dan enam dump truck untuk membantu menyambung kembali ruas jalan Cianjur-Cipanas yang terputus.
“Kami berhasil membersihkan bagian jalan yang sebelumnya tertutup puing-puing tanah longsor setelah gempa bumi,” kata juru bicara kementerian Endra S. Atmawidjaja, Selasa.
Perusahaan listrik negara PLN melaporkan pada hari Selasa bahwa listrik telah pulih ke 89 persen pelanggannya setelah pemadaman pasca gempa.
Baca juga: Listrik sebagian besar pulih pascagempa Cianjur: PLN
Kementerian Kesehatan mengirimkan 22 tenaga medis dan ambulans ke Cianjur. Jumlah tersebut ditambah dengan 26 personel dan tiga unit ambulans yang dikirim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta tiga dokter bedah yang dikirim Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Sementara TNI telah mengerahkan sekitar 1.000 personel ke Cianjur untuk membantu di pengungsian dan Kementerian Sosial telah mengirimkan tim untuk membantu mendirikan tenda darurat.
Kementerian Pendidikan saat ini sedang menghitung berapa banyak sekolah dan anak-anak yang terkena dampak bencana tersebut di tengah laporan bahwa banyak anak sekolah termasuk di antara 268 korban jiwa.
Bangunan yang rusak
Pihak berwenang menyebutkan fakta bahwa gempa yang terjadi pada hari Senin adalah gempa bumi dangkal di darat, dengan pusat gempa hanya 10 kilometer di bawah permukaan tanah di wilayah Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, sebagai penyebab kerusakan parah.
Daerah pegunungan Sukabumi dan Cianjur terletak di atas lempeng tektonik aktif.
Sebanyak 145 gempa susulan – dengan kekuatan berkisar antara 1,2 hingga 4,2 – telah tercatat sejak Senin, dan para pejabat memperingatkan bahwa lebih banyak tanah longsor dapat terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
“Karena tanahnya kurang konsolidasi maka dampak gempa akan semakin besar,” kata Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Belum lagi sumber gempanya dangkal, tidak jauh dari sesar aktif. Oleh karena itu tidak heran jika (Cianjur) terkena dampak yang parah akibat gempa tersebut.”
Baca juga: Petugas penyelamat berlomba menemukan korban yang terperangkap akibat gempa mematikan
Kerusakan ini semakin diperburuk dengan buruknya konstruksi rumah yang dibangun di atas tanah yang tidak terkonsolidasi di daerah rawan gempa, katanya.
“Memang masih banyak pekerjaan ke depan, dan dalam hal ini (kewenangannya) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melaksanakan rekomendasi bangunan,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga menyoroti bangunan-bangunan yang tidak stabil dan mengatakan rumah-rumah yang rusak berat perlu dibangun kembali dengan bahan bangunan tahan gempa.
Karena tadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa ini terjadi 20 tahun sekali, maka kami berniat membangun rumah tahan gempa, katanya.
– Theresia Sufa berkontribusi dalam kisah Cianjur.