1 Juni 2023
PHNOM PENH – Kementerian Perindustrian, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi telah mengumumkan peluncuran laporan inovatif berjudul “Lanskap Kecerdasan Buatan di Kamboja: Status Saat Ini dan Tren Masa Depan”.
Dokumen ini, yang ditulis oleh banyak pakar dari berbagai institusi, bertujuan untuk mengeksplorasi kondisi AI di Kamboja dan menawarkan wawasan serta rekomendasi berharga untuk pengembangannya di berbagai sektor.
Laporan komprehensif ini mencakup berbagai topik, termasuk definisi dan konsep AI, aplikasi dan kasus penggunaan, tantangan dan peluang, kebijakan dan tata kelola, pendidikan dan penelitian, serta etika dan dampak sosial.
Menteri Cham Prasidh – yang juga ketua Dewan Nasional untuk Sains, Teknologi dan Inovasi (NCSTI) – mengungkapkan antusiasmenya terhadap dokumen “bermakna” ini dalam kata pengantarnya.
Ia menekankan pentingnya AI untuk memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di Kamboja, terutama di era Revolusi Industri Keempat atau Industri 4.0.
Prasidh menekankan bahwa AI memainkan peran penting di berbagai bidang, menawarkan potensi besar untuk meningkatkan manajemen, perencanaan, persaingan, dan inovasi. Ia menekankan perlunya memanfaatkan AI demi kebaikan yang lebih besar, untuk memastikan inklusivitas dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.
“Perkembangan teknologi harus inklusif. Namun, kita juga harus menerima perubahan dan menggunakan teknologi penting untuk kepentingan masyarakat.
Hal ini mengingatkan kita pada pesan Charles Darwin yang tak lekang oleh waktu bahwa orang-orang yang paling tanggap terhadap perubahan adalah mereka yang berkembang,” katanya, mengacu pada seorang naturalis, ahli geologi, dan ahli biologi asal Inggris yang terkenal karena kontribusinya terhadap biologi evolusi.
Lebih lanjut, Prasidh menyatakan komitmennya untuk mengawasi pengembangan AI dari sudut pandang kebijakan dan memastikan input data yang akurat dan memadai ke dalam sistem AI. Beliau mendorong para pembuat kebijakan, sektor swasta dan akademisi untuk menggunakan laporan “berharga” ini dalam mencapai misi mereka masing-masing.
Peluncuran laporan tersebut menyusul disetujuinya “Agenda Riset Nasional 2025” oleh NCSTI yang diketuai oleh Prasidh pada bulan Februari tahun ini. Agenda tersebut bertujuan untuk memobilisasi sumber daya intelektual Kamboja untuk mencapai tujuan tertentu pada tahun 2030.
NCSTI telah mengidentifikasi delapan bidang penelitian termasuk produksi pangan rumah tangga, pasokan energi dan air, pendidikan, elektronik dan mekanik, layanan berbasis cloud, netralitas karbon, dan promosi kesehatan digital sebagai prioritas negara.
Dalam pengantar Agenda Riset Nasional 2025, Perdana Menteri Hun Sen menekankan ketepatan waktu dan perannya dalam mendorong penelitian dan pengembangan sejalan dengan kerangka kebijakan seperti Peta Jalan Sains, Teknologi, dan Inovasi Kamboja 2030. Agenda ini bertujuan untuk mencapai visi negara tersebut pada tahun 2030-50, dengan mendorong pembangunan sosio-ekonomi yang kuat dan berkelanjutan melalui metode dan produk yang inovatif.
Hun Sen menyatakan keyakinannya pada kemampuan agenda tersebut untuk mempromosikan ekosistem penelitian yang penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan pembangunan negara.