5 April 2023
KUALA LUMPUR – Kelompok teroris Abu Sayyaf tidak lagi mampu melakukan penculikan lintas batas di perairan Sabah, kata sumber regional.
Hal ini karena mereka tidak lagi terorganisir dan kurangnya prajurit yang mengenal wilayah pantai timur Sabah, katanya.
Selain itu, mereka tidak dapat menahan korbannya di tempat persembunyiannya di Jolo karena militer Filipina terus menggerebek markas mereka dan mereka pun melarikan diri.
“Itulah sebabnya banyak dari mereka yang menyerah dan berharap amnesti dari Manila,” tambah sumber itu.
Ironisnya, beberapa pria bersenjata Abu Sayyaf melarikan diri bersama keluarga mereka ke distrik Beaufort di barat daya Sabah.
Namun Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) yang bertindak berdasarkan informasi dari intelijen Filipina membuat polisi Malaysia menangkap tiga dari mereka, sementara lima lainnya tewas dalam baku tembak pada Mei 2021.
Kelompok Abu Sayyaf yang terlacak di Sabah bukan bagian dari penculikan di perairan negara bagian dan ketiganya dideportasi.
Sumber intelijen mengatakan bahwa meskipun Sabah mungkin menikmati “kelonggaran” dari geng penculikan dalam dua atau tiga tahun terakhir, semua upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada kelompok baru yang mengambil alih peran tersebut.
Sumber tersebut mengatakan ada kekhawatiran mengenai “anak yatim piatu” dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang tidak dapat mendapatkan pekerjaan dan beralih ke kejahatan di Filipina selatan.
“Anak-anak yatim piatu ini, yang kini berusia 20-an dan dikenal sebagai kelompok Iliji, mungkin akan menjadi penculik di masa depan jika kelompok pencari uang lain mulai mengorganisir mereka,” kata sumber tersebut, menjelaskan bahwa para pemuda Iliji ini memiliki senjata.
Kelompok lain yang dikenal sebagai Ajang Ajang dan Lucky 9, yang terlibat dalam penculikan “cepat” di Pulau Jolo, juga mungkin menjadi ancaman.
Langkah Malaysia untuk bekerja sama dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) untuk membawa perdamaian ke Mindanao pada tahun 2016 tampaknya menolak kelompok MNLF di bawah pimpinan Nur Misuari. Kelompok MNLF memiliki lebih banyak hubungan melalui masyarakatnya dan secara geografis di Sabah.
Malaysia harus mempertimbangkan kerja sama dengan MNLF untuk menyelesaikan masalah keamanan di Sabah timur, kata sumber itu.
Kelompok penculik saat ini di Filipina selatan seperti Daulah Islamiah, Jemaah Islamiah dan Tentara Rakyat Baru sebagian besar terlibat dalam penculikan di pihak Filipina.
Sumber tersebut mengatakan ancaman lain dari Filipina selatan juga bisa datang dari “Pasukan Keamanan Kerajaan” (sering disalahartikan sebagai Pasukan Kerajaan Sulu) yang terkait dengan pewaris Kesultanan Sulu yang sudah tidak ada lagi.