4 Februari 2022
KUALA LUMPUR – Dengan cakupan vaksinasi Malaysia yang kini diperluas ke anak-anak, negara ini siap untuk mencabut pembatasan Covid-19 dan kembali ke keadaan normal sebelum pandemi.
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin menggambarkan Program Imunisasi Nasional Covid-19 untuk Anak (PICKids) yang baru diluncurkan sebagai “bagian terakhir dari teka-teki”, dimana hampir seluruh penduduk berhak menerima perlindungan terhadap Covid-19.
Namun, dia mengatakan pencabutan pembatasan Covid-19 akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yang kemungkinan akan memungkinkan jam kerja beroperasi 24 jam sehari, namun penggunaan masker akan tetap ada.
“Sekarang kami telah memulai PICKids, kami dapat memberikan perlindungan kepada kelompok terakhir dari populasi kami.
“Setelah kami selesai memvaksinasi kelompok ini dan ketika jumlah orang yang menerima suntikan sudah mencapai tingkat yang memuaskan, kementerian akan mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan lebih banyak relaksasi.
“Ada beberapa batasan yang masih kami miliki, seperti kontrol perbatasan dan kewajiban karantina. Saya sudah punya rencana bagaimana kita bisa mencapai tahap di mana kita merasa aman dan nyaman untuk lebih terbuka.
“Dengan sistem kesehatan yang baik, kita akan dapat memperluas rencana pemulihan ekonomi,” ujarnya saat peluncuran PICKids di RS Tunku Azizah di Jakarta, kemarin.
Khairy mengatakan pemerintah tidak akan mencabut pembatasan Covid-19 secara drastis seperti yang dilakukan Denmark dan Inggris baru-baru ini, di mana penutup wajah tidak lagi diwajibkan dan klub malam diizinkan untuk dibuka kembali.
“Pendekatan kami untuk membuka kembali perekonomian akan terkalibrasi, tepat sasaran, dan proporsional.
“Meskipun kami memiliki salah satu program vaksinasi terbaik di dunia, kami akan tetap mengambil pendekatan yang hati-hati.
“Kami akan memberikan lebih banyak kebebasan, tetapi sejauh menyangkut penggunaan masker, hal itu akan tetap berlaku di masa mendatang.
Soal perpanjangan jam buka usaha, ya, akan kami pertimbangkan, kata Khairy.
Dia menambahkan bahwa kementerian juga sedang mempertimbangkan persyaratan karantina Covid-19 saat ini, namun hal tersebut hanya akan dilakukan setelah memantau situasi infeksi setelah perayaan Tahun Baru Imlek.
Khairy mengatakan kementerian masih memutuskan tingkat serapan vaksinasi terbaik di mana negara bisa mulai membuka diri.
“Kementerian masih melakukan diskusi internal mengenai berapa ambang batas yang harus ditetapkan dalam hal tingkat booster atau vaksinasi anak sebelum merekomendasikan pemerintah untuk membukanya.
“Saya punya ide, tapi saya belum mau mengumumkannya. Tapi kita hampir sampai. Kalau sudah tegas, akan kami rekomendasikan ke Kuartet Menteri, ”ujarnya.
Ia mengatakan meskipun negara tersebut telah mencapai tingkat vaksinasi 55% untuk orang dewasa, masih banyak orang dewasa yang enggan mendapatkan suntikan booster.
“Kami ingin membuka perbatasan dan melonggarkan pembatasan, jadi bagi mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan booster tetapi belum menerimanya, silakan lakukan.
“Untuk anak-anak, kami tidak menargetkan 100%, tapi kami ingin mencapai persentase yang baik. Nanti akan ditentukan ambang batasnya,” tambah Khairy.
Secara terpisah, Menteri Senior Pertahanan Datuk Seri Hishammuddin Hussein memastikan Pertemuan Tingkat Menteri Kuartet Covid-19 akan segera digelar untuk membahas transisi Malaysia ke fase endemi.
Ia mengatakan kepada The Star bahwa pertemuan tersebut akan segera ditetapkan sesuai dengan ketersediaan para menteri setelah libur Tahun Baru Imlek telah berakhir.
“Saat ini semua hal yang disebutkan Menteri Kesehatan menjadi agenda kuartet.
“Saya bekerja sangat erat dengannya. Sekarang Imlek sudah usai, kami akan berusaha segera membenahi pertemuan jika semua sudah ada, ”kata Hishammuddin saat dihubungi kemarin.
Pada tanggal 11 Januari, Hishammuddin mengatakan pemerintah menunda rencana untuk memasuki fase endemik, dengan mengatakan bahwa hal tersebut hanya akan dilakukan setelah negara dapat menangani beberapa insiden tak terduga di negara tersebut.
Hal ini termasuk banjir besar yang melanda beberapa negara bagian, serta penyebaran varian Omicron di antara orang-orang yang kembali dari luar negeri.