29 November 2022
JAKARTA – Studi terbaru menemukan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan dompet elektronik (e-wallet) dibandingkan uang tunai, dengan GoPay yang saat ini memimpin di sektor ini, diikuti oleh OVO, Dana, dan ShopeePay.
Bertajuk “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook”, penelitian ini dilakukan oleh InsightAsia, sebuah firma riset swasta yang mengkhususkan diri pada pasar Asia Tenggara, dan diterbitkan pada hari Senin.
“Berada di sana saja tidak cukup. Menjadi pionir saja tidak cukup,” kata Direktur Riset InsightAsia Olivia Samosir tentang bagaimana tetap kompetitif di industri ini.
Survei dilakukan pada tanggal 19-30 September di wilayah Jabodetabek; Bandung, Jawa Barat; Medan, Sumatera Utara; Makassar, Sulawesi Selatan; Semarang, Jawa Tengah; Palembang, Sumatera Selatan; dan Pekanbaru, Riau, yang melibatkan 1.300 responden yang masing-masing dapat memilih lebih dari satu pilihan.
Untuk berbagai transaksi, 71 persen responden yang disurvei lebih memilih menggunakan e-wallet dibandingkan uang tunai (49 persen) atau transfer bank (24 persen).
Responden menggunakan QRIS (QR Standar Indonesia) sebanyak 21 persen, Paylater sebanyak 18 persen, kartu debit sebanyak 17 persen, dan transfer virtual account sebanyak 16 persen.
Studi ini juga menemukan bahwa konsumen secara konsisten menggunakan GoPay selama lima tahun terakhir, dimana 71 persen responden mengatakan mereka telah menggunakan platform e-wallet, dan 58 persen telah melakukannya dalam 3 bulan terakhir.
OVO hanya tertinggal satu poin persentase dari GoPay dengan 70 persen mengatakan mereka telah menggunakannya, dan 53 persen mengaku telah menggunakannya dalam tiga bulan terakhir.
Dana berada di peringkat ketiga dengan 61 persen, namun tidak menjadi yang terbaik ketiga dalam penggunaan 3 bulan terakhir.
Sebaliknya, 51 persen responden menggunakan ShopeePay dalam tiga bulan terakhir, namun platform tersebut tidak masuk dalam tiga besar penggunaan di Indonesia secara keseluruhan.
“Ada lima faktor utama yang mempersiapkan platform e-wallet menjadi pemimpin pasar: yaitu keamanan, perlindungan, kemudahan dan kenyamanan, gratis limit bulanan serta relevansinya untuk penggunaan sehari-hari,” kata Olivia.
Riset tersebut menemukan bahwa GoPay memimpin di kelima matriks, sehingga 84 persen pelanggannya merasa puas. Di belakangnya, OVO memperoleh kepuasan sebesar 80 persen, sedangkan Dana memperoleh kepuasan sebesar 75 persen.
“Memenangkan preferensi konsumen tidak bisa dicapai dalam waktu singkat. Hal ini harus didukung dengan konsistensi kinerja,” kata Olivia seraya menambahkan, “Konsistensi dalam memenuhi kebutuhan (pelanggan) menjadi salah satu faktor yang akan menciptakan pengalaman konsumen yang positif, sehingga membuat pengguna loyal terhadap merek.”
Diakui, GoPay dan OVO berhasil meraih skor lebih baik berkat integrasinya dengan ekosistem yang lebih luas.
Sekitar 61 persen responden mengatakan mereka aktif menggunakan dua hingga tiga platform e-wallet. LinkAja, salah satu pionir e-wallet, gagal dalam penelitian ini karena rendahnya tingkat penggunaan.