23 Oktober 2018
Kecepatan menjadi alasan utama di balik tergelincirnya kereta ekspres Puyama di timur laut Taiwan pada hari Minggu yang menyebabkan 18 orang tewas.
Menteri tanpa portofolio Wu Tze-cheng membenarkan kecurigaan luas bahwa kereta tersebut sedang melaju kencang pada saat kecelakaan terjadi, dengan mengatakan bahwa kereta tersebut melaju dengan kecepatan 140 kilometer per jam ketika memasuki tikungan dan tergelincir di Kabupaten Yilan.
Batas kecepatan untuk area lengkung yang memiliki radius 300 meter itu adalah 75 km/jam, kata Wu, namun ia tidak bisa menjelaskan mengapa kereta tersebut beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Mencurigai bahwa pengemudi tersebut lalai secara profesional, jaksa penuntut mengajukan mosi ke Pengadilan Distrik Yilan pada Senin malam untuk menahannya untuk diinterogasi lebih lanjut.
Pengemudi berusia 48 tahun itu terluka parah akibat tergelincir, namun kondisinya membaik pada hari Senin dan dia dipindahkan dari unit perawatan intensif.
Jaksa menduga kesalahan pengemudi karena mengemudikan kereta dengan kecepatan terlalu tinggi dan juga mematikan sistem Automatic Train Protection (ATP) kereta.
Lu Chieh-shen, direktur jenderal Administrasi Kereta Api Taiwan (TRA), mengatakan pada hari Senin bahwa TRA mencurigai sistem ATP yang secara otomatis memperlambat kereta dimatikan secara manual.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana hal itu terjadi.
Lu juga mengajukan pengunduran diri secara lisan kepada Menteri Transportasi Wu Hong-mo pada hari Senin setelah kecelakaan fatal tersebut, namun Wu tidak menyetujuinya.
Menteri Perhubungan mengatakan prioritas saat ini adalah menindaklanjuti para korban kecelakaan yang menewaskan 18 penumpang dan melukai 190 orang, menyelidiki penyebab tergelincirnya kereta api dan melanjutkan pengoperasian kereta api secara normal di daerah yang terkena dampak.
TRA juga setuju untuk menyelesaikan pemeriksaan keselamatan pada hari Selasa terhadap 18 kereta ekspres Puyuma, yang dikenal karena fitur miringnya yang memungkinkan mereka mempertahankan kecepatan relatif tinggi di tikungan.
Diperkenalkan pada tahun 2013, kereta ini merupakan bagian dari peningkatan jalur kereta api di Taiwan timur untuk membantu meningkatkan kapasitas kereta api dan memungkinkan lebih banyak wisatawan melewati jalan utama di wilayah tersebut, yang sekarang disebut Jalan Raya Suhua, yang sangat rentan terhadap kemacetan lalu lintas, tanah longsor, dan jalan runtuh.
Wu juga akan memberikan sesi informasi khusus mengenai penggelinciran tersebut di Badan Legislatif pada hari Rabu atas permintaan legislator.
Menurut Eksekutif Yuan, keluarga dari mereka yang tewas di kereta yang tergelincir dapat menerima kompensasi sebesar NT$5,4 juta (US$174,600) untuk setiap korban, sementara yang terluka dapat menerima hingga NT$2,45 juta, tergantung pada kondisi mereka.