Mengapa kita membutuhkan hutan yang sehat untuk masyarakat yang sehat: Direktur FAO

23 Maret 2023

ROMA – Saat ini, lebih dari separuh penduduk dunia tinggal di perkotaan. Pada tahun 2050, angka ini diperkirakan akan meningkat hingga hampir tujuh puluh persen. Namun masyarakat yang tinggal di perkotaan pun mulai menyadari betapa pentingnya akses terhadap hutan, taman kota, dan ruang hijau bagi kesehatan mental dan kesejahteraan kita.

Ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di hutan mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah serta risiko serangan jantung. Bulan lalu, sebuah studi baru yang dilakukan oleh universitas-universitas di Italia menunjukkan bahwa menghirup udara hutan dapat mengurangi kecemasan akibat senyawa volatil yang dikeluarkan oleh pepohonan. Di Jepang, dimana lebih dari sembilan dari sepuluh orang tinggal di perkotaan, “mandi hutan” adalah bagian dari strategi kesehatan masyarakat. Program “peresepan ramah lingkungan”, sebuah pendekatan holistik terhadap kesehatan dan perawatan, juga mendapatkan momentum di banyak negara.

Saat kita merayakan Hari Hutan Internasional hari ini, perlu diingat bahwa ada banyak alasan untuk menghargai hutan – dan meskipun kita tidak pernah menginjakkan kaki di dalamnya, hutan tetap menjaga kita tetap sehat.

Hutan membantu memerangi ancaman terbesar yang kita hadapi saat ini – perubahan iklim. Hutan merupakan penyerap karbon yang sangat besar, mengandung 662 miliar ton karbon. Jumlah ini mewakili lebih dari separuh stok karbon di tanah dan tumbuh-tumbuhan di seluruh dunia. Mereka juga melindungi kita dari meningkatnya panas dan kondisi cuaca ekstrem. Mereka mengatur curah hujan dan melindungi dari tanah longsor dan banjir.
Hutan juga berperan sebagai penghalang alami terhadap penyebaran penyakit dari hewan ke manusia. Ketika deforestasi terus berlanjut, penghalang ini semakin melemah. Lebih dari 30 persen penyakit baru yang dilaporkan sejak tahun 1960 dikaitkan dengan perubahan penggunaan lahan, termasuk penggundulan hutan.

Hutan kita juga merupakan apotek alami. Sekitar 50.000 spesies tanaman – sebagian besar tumbuh di hutan – memiliki nilai pengobatan dan digunakan oleh masyarakat lokal untuk mengobati penyakit mulai dari gigitan ular dan diare hingga rematik dan diabetes. Namun banyak juga obat-obatan farmasi umum yang diperoleh dari tumbuhan hutan – misalnya obat pengobatan kanker dari palem perut Madagaskar.

Ruang hijau yang kita miliki adalah anugerah dunia bagi umat manusia.

Namun hutan dan pepohonan di seluruh dunia berada dalam bahaya. Sepuluh juta hektar hutan hilang akibat deforestasi setiap tahunnya, 90 persen di antaranya disebabkan oleh ekspansi pertanian untuk memberi makan populasi global yang terus bertambah.

Mereka terancam oleh kebakaran hutan, hama, dan cuaca ekstrem. Kebakaran berdampak pada sekitar 98 juta hektar hutan pada tahun 2015 saja. Menurut Botanic Gardens Conservation International, sekitar sepertiga spesies pohon di dunia terancam punah selamanya.

Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan kita – dan diri kita sendiri – tetap sehat?

Kita perlu mengambil pendekatan yang lebih praktis dalam mengelola hutan secara lestari. Kita perlu menghentikan deforestasi, namun kita juga perlu menumbuhkan hutan baru dengan menggunakan spesies dan teknik yang memaksimalkan ketahanannya. Kita memerlukan kebijakan yang dapat memastikan bahwa kita dapat memberi makan penduduk dunia tanpa merusak hutan, meningkatkan produktivitas pertanian dibandingkan memperluas lahan yang dibutuhkan. Dan kita perlu meningkatkan pemahaman mengenai manfaat finansial dari pengelolaan hutan secara lestari.

Kita perlu memantau hutan alam dan mengembangkan sistem peringatan dini dan respons cepat untuk memberantas penyakit dengan lebih cepat. Kita harus mencegah risiko kebakaran hutan jauh sebelum percikan api pertama terjadi.

Dan kita harus mendukung masyarakat, yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, agar hak mereka atas tanah dan sumber daya hutan diakui. Seringkali di kalangan masyarakat termiskin di dunia, komunitas-komunitas ini mempunyai posisi terbaik untuk mengelola hutan kita dengan baik.

Semakin banyak masyarakat urban, semakin kita harus bekerja sama untuk mengingat bahwa kita adalah bagian dari alam, dan kesehatan serta kesejahteraan kita bergantung padanya. Kita harus bertindak sekarang untuk melindungi hutan dan memastikan bahwa hutan tetap ada demi kesehatan kita sendiri, anak-anak kita, dan generasi mendatang.

***

Penulis adalah Direktur Divisi Kehutanan, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).

Keluaran Sidney

By gacor88