12 Mei 2023
KUALA LUMPUR – Penolakan PAS terhadap konser band terkenal Inggris Coldplay di Malaysia mencerminkan ketidakpedulian mereka terhadap masyarakat multiras di Malaysia, kata seorang akademisi.
“Ini adalah respons khas PAS, sesuai dengan pedomannya – sama halnya ketika mereka menentang Festival Bon Odori dan Festival Oktober,” kata Prof Dr Mohd Tajuddin Mohd Rasdi dari Universitas UCSI.
“PAS berusaha meraih poin dengan basis politiknya menjelang pemilu negara bagian,” tambahnya.
Dia mengatakan partai Islam selalu memiliki “seperangkat aturan” sendiri ketika berhadapan dengan konser dan festival, mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya otoritas mengenai halal (diizinkan) dan haram (dilarang).
“Aturan sederhananya adalah jika Anda tidak menyukainya, jangan pergi; Namun PAS tidak berhak menolak tampilnya konser tersebut karena kita hidup dalam masyarakat multiras, hal ini harus dihormati.
“Konser adalah salah satu bentuk seni. Islam punya kode moral sendiri mengenai apa yang benar dan salah,” kata Prof Mohd Tajuddin.
Anggota parlemen Bangi Syahredzan Johan juga percaya bahwa seruan PAS untuk membatalkan konser tersebut adalah sebuah langkah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap basisnya menjelang pemilihan negara bagian yang akan datang.
“Isu (PAS ingin konsernya dibatalkan) tidak muncul karena setiap artis harus mematuhi pedoman yang ditetapkan pihak berwenang, yang merupakan norma untuk semua konser yang dilakukan di Malaysia.
“PAS hanya menarik basisnya dengan pemilu negara bagian yang akan datang dan tidak ada hubungannya dengan agama.
“Coldplay dikenal di seluruh dunia, tidak hanya karena musiknya, tapi juga karena karya kemanusiaannya di banyak negara,” tambahnya.
Syahredzan juga mengatakan PAS tidak berhak menolak warga Malaysia yang menantikan konser tersebut. Pada hari Rabu, anggota komite kerja pusat PAS Nasrudin Hassan mempertanyakan niat pemerintah untuk mengizinkan Coldplay tampil di Malaysia.
“Apakah pemerintah ingin mempromosikan hedonisme dan budaya sesat di negara ini?” katanya dalam sebuah postingan di Facebook.
Nasrudin juga memposting foto Coldplay yang diduga mempromosikan komunitas LGBT di konser mereka di London dan tweet Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim menyambut band tersebut ke Kuala Lumpur.
Anwar juga memposting video lain di Facebook resminya menyambut karya mereka untuk lingkungan.
Band asal Inggris ini akan tampil di Stadion Bukit Jalil untuk pertama kalinya pada bulan November sebagai bagian dari Tur Dunia Music of the Spheres mereka.
Di Putrajaya, Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Nga Kor Ming mengatakan adanya perbedaan pandangan tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan orang lain menikmati pertunjukan para seniman.
Dia menambahkan, masuknya Coldplay ke Kuala Lumpur dalam tur dunia mereka akan berdampak signifikan terhadap perekonomian dan pariwisata lokal.
“Kami menyambut Coldplay untuk datang dan tampil di sini dan bukan hanya mereka – mungkin Adele atau bahkan Taylor Swift. Ini bukan sekedar pertunjukan, (kehadiran mereka) akan menggairahkan perekonomian kita,” ujarnya pada open house Hari Raya Aidilfitri kementeriannya.
Nga mengatakan pandangan “lama” PAS tidak sesuai dengan masyarakat multikultural di Malaysia.
“Jadi untuk PAS – kalau tidak suka Coldplay, jangan beli tiketnya. Jangan hentikan orang lain untuk menikmati penampilan mereka. Kalau tak mau lihat, pejamkan matamu,” ujarnya.
Nga mencatat bahwa Coldplay telah mensponsori sebuah perahu untuk menghilangkan sampah plastik dari Sungai Klang pada tahun 2021. Perahu yang diberi nama Interceptor 005 itu dirancang oleh organisasi nirlaba Belanda The Ocean Cleanup.
Ini merupakan kapal kedua yang dikerahkan ke Malaysia setelah kapal pertama diterima pada Agustus 2019.