Munculnya tren meokbang baru: Makan dalam porsi kecil

18 Agustus 2022

SEOUL – “Meokbang,” juga dikenal sebagai mukbang, di mana para streamer memamerkan makanan lezat mereka, telah menjadi bentuk konten online yang populer secara global.

Kini, beberapa pemirsa Korea yang bosan menonton konten ini mengalihkan perhatian mereka ke jenis meokbang baru yang menampilkan “sosikjwa”, yang mengacu pada orang yang makan dalam porsi yang sangat kecil.

Anggota girl grup 2NE1 yang sudah bubar, Sandara Park dan aktris Park So-hyun memimpin tren baru dengan acara YouTube bertajuk “Unni tanpa Nafsu Makan” yang diluncurkan pada 11 Juli.

Dalam acara tersebut, kedua bintang yang mengaku biasanya tidak punya nafsu makan ini makan malam bersama selebriti pecinta kuliner. Aturan acaranya adalah tidak seorang pun boleh memaksa kedua pembawa acara untuk makan lebih dari yang mereka mau, yang menunjukkan bagaimana orang-orang dengan nafsu makan besar dan kecil makan bersama secara harmonis. Ketika tuan rumah sudah kenyang, mereka berkata “Saya baik-baik saja” dan menyelesaikan makanan mereka.

Lima episode acara tersebut telah dirilis sejauh ini, dengan masing-masing episode ditonton sekitar 2 juta kali dengan ulasan yang sangat positif.

Co-host Park mencatat selama acara bahwa dia lebih dikenal di jalanan oleh anak muda sebagai soshikjwa daripada sebagai mantan anggota girl grup.

“Saat saya berjalan di jalan, orang-orang ingin berfoto dengan saya. Orang-orang dari (milenial dan generasi Z) datang kepada saya,” kata Park tentang orang-orang yang menonton acara YouTube-nya.

“Pertunjukan ini memberikan dampak positif. Biasanya aku menelan makananku dengan cepat, tapi setelah melihat So-hyun mengunyah makanannya dalam waktu yang sangat lama, aku mencoba makan seperti dia. Saya merasa masalah pencernaan saya berkurang dan merasa kenyang lebih cepat,” kata salah satu komentator online tentang “Unni tanpa nafsu makan.”

“Saya sering menonton acara ini. Ini memiliki semacam getaran tenang dan santai yang tidak biasanya dimiliki oleh meokbang lain,” kata komentar lainnya.

Model Joo Woo-jae juga secara rutin menyiarkan gaya meokbang yang berbeda di saluran YouTube-nya.

Pemirsanya tampaknya menyukai meokbang Joo karena dia makan makanan pesan-antar dalam jumlah teratur dengan sangat lambat dan memiliki tata krama yang baik.

“Aku juga makan dengan perlahan seperti dia, jadi menyenangkan melihatnya makan sambil aku makan. Rasanya aku sedang makan bersamanya. Saat saya melihat meokbang, sepertinya mereka menelan makanan dalam jumlah besar sekaligus dan hampir tidak mengunyah. Rasanya seperti saya sedang menonton pertunjukan. Tapi meokbang Woo-jae berbeda,” komentar penonton di salah satu video meokbangnya.

“Di meokbang lain, mereka begitu fokus makan, makan, dan makan, sementara Woo-jae berbasa-basi sambil memakan makanannya secara perlahan, yang mana saya sangat menikmatinya,” ujar penonton lainnya.

Tren ini juga mempengaruhi acara TV populer seperti “I Live Alone” yang menampilkan keseharian selebriti yang hidup sendiri.

Dalam acaranya, produser musik Code Kunst mengejutkan para panelis dengan hanya menyantap sebagian kecil makanan sebelum mengatakan dirinya kenyang.

“Saya pikir orang-orang seperti ini harusnya lebih sering muncul di TV. Orang seperti saya yang meluangkan waktu 30 menit untuk makan pisang. Saya berkali-kali dimarahi dan diperlakukan seperti orang luar karena saya tidak bisa makan dalam porsi besar. Menontonnya membuat saya merasa senang,” kata seorang komentator online tentang acara TV tersebut.

Produser musik Code Kunst makan kentang goreng selama program TV MBC “I Live Alone” (MBC)

Kritikus budaya Lee Taek-gwang berpendapat bahwa tren baru ini meningkat karena pasar meokbang adalah samudra merah.

“Karena pasar sudah jenuh, mereka muncul sebagai konten untuk ceruk pasar,” kata Lee. “Tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa tren meokbang yaitu makan dalam porsi besar telah digantikan. Itu masih populer.”

Lee juga menambahkan bahwa dua tren yang berbeda ini mungkin terlihat seperti mengambil cara makan yang berlawanan, namun keduanya memiliki elemen yang sama yaitu dapat membuat kagum penontonnya.

“Kunci kesuksesan konten ini adalah membuat orang menganggapnya luar biasa. Mereka membuat orang berpikir ‘Mungkinkah seseorang makan begitu banyak sekaligus?’ atau ‘Mungkinkah seseorang makan sesedikit itu?'” tambah Lee.