11 Mei 2023
PETALING JAYA – Malaysia menyatakan kekecewaannya atas tidak adanya kemajuan yang berarti dan nyata dalam implementasi rencana ASEAN untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, yang telah memasuki tahun ketiga.
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan situasi di Myanmar masih penuh tantangan dan kemajuan menuju resolusi berjalan lambat meskipun terdapat konsensus lima poin (5PC) yang diadopsi oleh para pemimpin ASEAN lebih dari dua tahun lalu.
Dalam wawancara tertulis dengan The Star, perdana menteri mengatakan bahwa Indonesia, yang saat ini menjadi ketua ASEAN, telah melakukan 60 pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar, namun kemajuannya masih lambat.
“Malaysia mendukung penuh upaya Indonesia dalam menerapkan 5PC dan terus mendukung upaya Utusan Khusus Ketua Umum,” ujarnya.
Anwar berada di Labuan Bajo, kota Manggarai Barat di provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42 yang dimulai kemarin, dipimpin oleh Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dilaporkan mengatakan bahwa Indonesia diam-diam telah melibatkan pemangku kepentingan utama dalam konflik Myanmar selama berbulan-bulan, serta negara tetangganya India, Thailand, dan Tiongkok dalam upaya untuk memulai proses perdamaian ketika kekerasan meningkat.
Namun kritik muncul mengenai apakah langkah ini membuahkan hasil.
Dalam tindakan terbarunya, kantor berita kawat melaporkan bahwa militer Myanmar telah meningkatkan serangan dan serangan udara terhadap pasukan perlawanan dan pemberontak etnis minoritas ketika mereka berupaya mengkonsolidasikan kekuasaan menjelang pemilu yang direncanakan.
Para pemimpin ASEAN kemarin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka sangat prihatin dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan menyerukan penghentian segera segala bentuk kekerasan dan penggunaan kekerasan.
Mereka mengupayakan terciptanya “lingkungan yang mendukung penyampaian bantuan kemanusiaan yang aman dan tepat waktu serta dialog nasional yang inklusif”.
Para pemimpin kemarin juga mendukung pernyataan Jokowi baru-baru ini sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap konvoi Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN dalam Penanggulangan Bencana (AHA Center) dan Tim Pemantau ASEAN di Myanmar.
“Kami mengutuk serangan itu dan menggarisbawahi bahwa pelakunya harus bertanggung jawab,” tambah mereka dalam pernyataannya.
Anwar juga mengatakan bahwa di tingkat bilateral, Malaysia akan menggunakan hubungan baiknya dengan negara lain untuk mengajak komunitas internasional mendukung upaya Asean dalam mengatasi krisis ini.
“Malaysia juga akan bekerja sama dengan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB mengenai masalah ini.
“Pada akhirnya, resolusi damai di Myanmar hanya dapat dicapai melalui kemauan kolektif seluruh pihak yang terlibat di negara tersebut untuk menegakkan aspirasi masyarakat Myanmar sebagaimana tercermin pada pemilu November 2020,” imbuhnya.
ASEAN telah berjuang untuk membuat junta militer Myanmar ikut serta dan mematuhi 5PC yang dibuat oleh kelompok regional tersebut setelah kudeta yang menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis pada Februari 2021, yang memicu kekerasan yang menewaskan ribuan orang dan bahkan lebih dari satu juta orang harus mengungsi.
Dua bulan setelah kudeta, para pemimpin ASEAN mengadakan pertemuan darurat di Jakarta dan mengadopsi 5PC yang menyerukan diakhirinya kekerasan, kunjungan utusan khusus untuk mendorong dialog antara pihak-pihak yang bertikai, dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
KTT di Jakarta dihadiri oleh pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing.