Pemerintah Indonesia menyerukan kewaspadaan setelah keracunan makanan pada anak-anak

16 Januari 2023

JAKARTA – Pemerintah mendesak orang tua untuk lebih waspada dan telah memerintahkan lembaga kesehatan setempat untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap tempat makan, terutama setelah beberapa anak di seluruh negeri keracunan karena memakan makanan ringan pinggir jalan yang dibekukan dengan nitrogen cair.

Camilan tersebut, yang dikenal dengan nama Chiki Ngebul, diambil dari nama merek makanan ringan kemasan populer di Indonesia, telah menghebohkan media sosial dalam beberapa bulan terakhir karena anak-anak sering terlihat sedang memakan makanan ringan tersebut dengan asap nitrogen cair yang keluar dari mulut mereka. .

Namun sensasi media sosial juga menyebabkan sejumlah insiden keracunan makanan.

Direktur Kesehatan Lingkungan Anas Maruf berbicara kepada pers, Kamis dikatakan Setidaknya ada sembilan insiden keracunan makanan akibat camilan tersebut yang terkonfirmasi sejak tahun lalu.

“Dari data yang kami kumpulkan, (keracunan makanan dari jajanan) baru terjadi pada tahun 2022. Kami cek silang (data kami) tahun 2021, 2020, dan 2019 tidak ada laporannya,” kata Anas.

Kasus pertama di negara ini dilaporkan di Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada bulan Juli 2022 mengenai seorang anak yang mengalami radang dingin pada kulitnya setelah makan makanan ringan tersebut.

Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat melaporkan lebih banyak kejadian keracunan makanan pada November 2022. Otoritas kesehatan kemudian mengesampingkan 16 kasus karena mereka tidak menunjukkan gejala, namun mengonfirmasi keracunan makanan pada tujuh kasus lainnya setelah mereka menunjukkan gejala mual, muntah, pusing, dan sakit perut.

Tambahan empat kasus juga dilaporkan pada Desember 2022 di Bekasi, Jawa Barat. Sementara tiga anak lainnya juga dikesampingkan karena tidak menunjukkan gejala, seorang anak berusia empat tahun dipastikan menderita keracunan makanan setelah menunjukkan sakit perut yang parah.

Ayah anak tersebut, Jamaludin, kemudian menceritakan Kompas bahwa anaknya memerlukan operasi setelah dokter menemukan robekan dua sentimeter di perut setelah dia makan camilan tersebut.

Otoritas kesehatan juga sedang menyelidiki kemungkinan kasus lain di Jawa Timur.

Berbahaya jika jumlahnya berlebihan

Nitrogen cair pada dasarnya tidak beracun dan sering digunakan dalam pengolahan makanan sebagai pengawet.

Namun, Anas mengatakan nitrogen cair bisa berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Ia menyebutkan jajanan tersebut banyak dijual di pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan pasar malam sehingga luput dari pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). , sebagai potensi penyebab meningkatnya kasus keracunan makanan.

“Nitrogen cair (bisa mencapai suhu) minus 190 derajat (Celcius). Oleh karena itu, jika terkena kulit dapat menyebabkan radang dingin atau frostbite (…) Dapat juga menyebabkan gangguan pernapasan dan pencernaan jika terhirup dan tertelan (dalam jumlah banyak),” kata Anas.

Kementerian Kesehatan menulis surat edaran awal bulan ini dalam upaya mencegah kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh Chiki Ngebul di masa depan.

Lingkaran itu Memberi perintah pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat melakukan pengawasan terhadap peredaran produk pangan yang menggunakan nitrogen cair, namun tidak sepenuhnya melarang produk tersebut.

Badan kesehatan setempat juga diinstruksikan untuk mendidik anak-anak, orang tua dan penjual makanan tentang bahaya nitrogen cair.

Restoran yang menyajikan makanan yang mengandung nitrogen cair juga harus berada di bawah pengawasan badan kesehatan setempat dan wajib mengungkapkan kepada pelanggannya bahwa makanan mereka mengandung bahan kimia tersebut. Sementara itu, pedagang kaki lima dan pedagang asongan enggan menjual produk tersebut.

Meskipun Kementerian Kesehatan belum menyatakan peningkatan kasus baru-baru ini sebagai Insiden Kesehatan Luar Biasa (EHI) dalam skala nasional, dengan alasan bahwa kasus-kasus tersebut sejauh ini bersifat sporadis, namun provinsi Jawa Barat, tempat sebagian besar kasus ditemukan, provinsi tersebut menyatakan akan menjalani KLB pada Selasa.

Dalam keterangan online, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana dikatakan Menanggapi surat edaran Kementerian Kesehatan tersebut, jajarannya mengambil tindakan pencegahan dengan mengevaluasi kembali izin usaha yang menyajikan makanan yang mengandung nitrogen cair.

Ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith, Australia, berpendapat bahwa pendidikan masyarakat dan pemantauan lebih lanjut mungkin tidak cukup dan malah mendesak pemerintah untuk segera memberlakukan larangan sementara terhadap penjualan makanan ringan tersebut.

“Pilihan pertama dalam menghadapi wabah seperti ini adalah dengan menghentikan (peredaran jajanan tersebut),” kata Dicky. “Pemerintah pusat dan daerah harus bertindak cepat.”

SGP Prize

By gacor88