22 Mei 2023
JAKARTA – Penangkapan Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate minggu ini atas tuduhan korupsi telah memicu seruan baru dari para politisi untuk melakukan perombakan kabinet, dengan setidaknya satu tokoh media siap mengisi kekosongan baru tersebut di tengah kesibukan dalam memilih penggantinya .
Penangkapan dan dakwaan Johnny oleh Kejaksaan Agung pada hari Rabu memicu banyak spekulasi tentang siapa yang akan menggantikannya dan apakah partainya, NasDem, akan dikeluarkan dari koalisi yang berkuasa di tengah ketegangan hubungan antara Ketua Umum Surya Paloh dan Presiden. Joko “Jokowi” Widodo menjelang pemilihan umum tahun depan.
Johnny adalah anggota senior NasDem, sebuah partai pro-pemerintah yang setia yang telah mengumumkan dukungannya terhadap tokoh oposisi dan pencalonan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada tahun 2024. Anies, yang secara konsisten menempati peringkat tiga kandidat presiden teratas dalam jajak pendapat, merupakan kandidat terkuat yang muncul dari kalangan oposisi.
Presiden mengatakan pada hari Jumat bahwa ia telah menunjuk Mahfud, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, untuk mengambil alih jabatan tersebut untuk sementara, namun tidak mengomentari penggantinya.
“Yang jelas Kejagung tentu profesional dan terbuka dalam segala hal,” ujarnya kepada wartawan sesaat sebelum berangkat menghadiri KTT G7 di Jepang.
“Kita harus menghormati proses hukum yang berlaku,” kata Jokowi.
Di antara mereka yang dibicarakan sebagai menteri komunikasi berikutnya adalah raja media dan ketua Partai Indonesia Bersatu (Perindo), Hary Tanoesoedibjo, yang mendukung pencalonan kembali Jokowi pada pemilu tahun 2019. Hary terlihat bertemu secara pribadi dengan Jokowi dua hari sebelum penangkapan Johnny, yang merupakan pertemuan kedua. mengunjungi Istana Merdeka tahun ini.
Heri Budianto, ketua eksekutif dewan pusat Perindo, mengatakan pada hari Kamis bahwa penunjukan itu sepenuhnya tergantung pada presiden dan partainya “akan siap jika dia dipercaya untuk mengisi jabatan menteri yang kosong”.
Kita tunggu saja sampai presiden memutuskan, kata Heri kepada wartawan di Jakarta.
Kemitraan yang runtuh
Johnny ditangkap setelah menjalani pemeriksaan selama tiga jam oleh Asisten Jaksa Agung Bidang Tindak Pidana Luar Biasa atas keterlibatannya dalam kasus korupsi terkait pengadaan Base Receiver Stations (BTS) untuk proyek telepon 4G milik pemerintah. Ia bergabung dengan lima tersangka lainnya dalam kasus ini, yang diyakini menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 8 triliun (US$538 juta).
Penangkapannya – yang sudah pasti terjadi, menurut beberapa orang dalam politik – telah menghidupkan kembali desas-desus tentang perombakan kabinet yang akan segera terjadi ketika keretakan antara NasDem dan koalisi berkuasa, yang dipimpin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), semakin melebar.
Beberapa anggota koalisi, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), langsung meminta menteri NasDem mundur atau dicopot dari Kabinet. Mereka juga meminta Jokowi untuk mengumumkan penggantinya, dan menggambarkan penangkapan tersebut sebagai “peluang untuk perombakan”.
Jokowi sendiri mengisyaratkan kemungkinan untuk mencoret NasDem dari Kabinet pada hari Senin, setelah mengecualikan partai tersebut dari pertemuan para pemimpin koalisi baru-baru ini di Istana Merdeka. Ia kemudian mengakui bahwa NasDem, saat masih menjadi bagian dari kabinetnya, sudah tidak berpihak padanya.
Bawono Kumoro, peneliti politik di lembaga jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, mengatakan tuduhan suap terhadap Johnny mungkin hanya memberikan dorongan untuk perombakan kabinet, yang berpotensi menyebabkan pemecatan menteri-menteri lain yang berafiliasi dengan NasDem.
“Sebelumnya, Presiden terkesan hati-hati karena tidak punya alasan dan alasan politik yang relevan untuk merombak kabinetnya,” kata Bawono. Jakarta Post pada hari Jumat.
“Jika dalam beberapa hari ke depan Presiden merombak jabatan menteri yang dipegang NasDem, kemungkinan besar masyarakat akan lebih memahami keputusan tersebut,” tambah Bawono.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menjadi satu-satunya anggota NasDem yang tersisa di kabinet.
Berbicara pada konferensi pers setelah penangkapan Johnny, Presiden NasDem Surya mengatakan dia tidak akan mencalonkan pengganti untuk posisi Menteri Perhubungan, sebuah posisi yang sangat berpengaruh. Surya menegaskan, keputusan itu ada di tangan Jokowi.
“Kalau kita konsisten bahwa itu hak prerogratif presiden, kenapa kita mengajukan (calon)?” kata Surya di Menara NasDem, Jakarta Pusat. “Bodoh jika kita mengusulkan penggantinya tanpa diminta oleh presiden.”
Meski merasa sedih atas penangkapan Johnny, Surya mengaku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap setia kepada pemerintahan Jokowi. Ia pun berharap tidak ada lagi penangkapan Sekjen NasDem seperti yang diberitakan.
“Kami akan menghormati (proses hukum), tapi sulit menghilangkan apa yang saya rasakan. Mudah-mudahan, godaan apa pun untuk percaya bahwa insiden ini dapat dilihat sebagai intervensi politik adalah tidak benar,” kata raja media tersebut.
NasDem tidak akan mencopot Johnny dari jabatannya, kata Surya dalam pernyataan terpisah. Ia menambahkan bahwa ia telah menunjuk Ketua Harian Partai Hermawi Taslim untuk sementara mengambil alih peran Sekjen NasDem.