27 Maret 2023

TIMPU – Terletak di ketinggian 1.600 meter sebelah timur kota Zhemang, Kheng Buli memancarkan pesona hingga memikat pengunjung dengan legenda dan sejarahnya.

Buli terkenal dengan Buli Tsho, rumahnya Buli Menmo (putri duyung). Namun apa yang ada di luar putri duyung dan pemimpin Buli yang berkuasa telah dikunjungi oleh pengungkap harta karun Bhutan yang terkenal, Pema Lingpa.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dan mengapa Terton Pema Lingpa berkunjung ke Buli. Namun, cerita telah diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Di Buli saat ini terdapat Peling Lhakhang yang dibangun berabad-abad yang lalu oleh penduduk desa untuk mengenang terton. Pema Lingpa konon pernah mengunjungi Buli sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1478 dan 1497 Masehi.

Pema Singye (68), mantan tokoh masyarakat, mengaku mendengar hal tersebut dari tetua desa.

“Saya diberitahu bahwa nenek buyut saya menawarkan teh kepada Pema Lingpa saat berkunjung ke Buli,” ujarnya.

Beberapa meter dari rumah induk Pema Singye terdapat bengkel Pema Lingpa. Dikatakan bahwa Guru Rinpoche mengunjungi bengkel ketika Pema Lingpa sedang bekerja.

Bengkel Pema Lingpa di Buli

Pada bulan ketiga penanggalan lunar, seorang wanita tua melihat seorang pria beberapa meter di bawah rumahnya mengumpulkan batu untuk membangun fondasi guna mendirikan gubuk. Pria itu memancarkan aura istimewa.

Dia minum teh dan pergi menyambut pria itu.

Saat perempuan itu masuk ke dalam gubuk, Pema Lingpa dikatakan mengangguk dan melanjutkan pekerjaan logamnya; tepat ketika wanita itu hendak pergi, terton melihat sekilas jubah di dekat pintu. Sebelum dia bisa mengenali apa yang ada di pintu itu, pintu itu menghilang.

Ketika Pema Lingpa bertanya apakah wanita itu melihat sesuatu, dia menjawab tidak.

Malamnya, Guru Rinpoche dikatakan telah mengunjungi Pema Lingpa dalam mimpinya dan membawanya ke Zangtok Pelri milik Guru, Gunung Kemuliaan berwarna Tembaga.

Saat ini di Buli orang dapat menemukan choeten yang dibuat berdasarkan rangkaian dekorasi Pema Lingpa. Ada juga sisa-sisa pondasi bengkelnya.

Penduduk setempat mengatakan bahwa meskipun terton tidak meninggalkan apa pun, karya logamnya disimpan di dalam tebing yang menghadap ke desa.

Peling Lhakhang memiliki mural yang menggambarkan para Bulipa menerima Pema Lingpa dengan tshogchang (cara tradisional menerima tamu oleh masyarakat setempat).

Pema Singye mengatakan, beberapa lama dan khengpo berpendapat bahwa hal tersebut tidak terjadi atau tidak disebutkan dalam Peling Ka Bum.

Meski demikian, masyarakat Buli tetap bangga dengan sejarahnya.

Peling Lhakhang dirawat saat ini dan penduduk setempat memberikan tur kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Buli.

link sbobet

By gacor88