30 Agustus 2022
TOKYO – Latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan telah menyoroti kemungkinan bahwa Jepang dapat terjebak dalam krisis jika terjadi keadaan darurat. Pemerintah harus memperkuat persiapan berdasarkan berbagai skenario.
Dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei, Beijing telah berulang kali melakukan latihan simulasi blokade dan invasi terhadap Taiwan, dan Tiongkok siap menjadikan latihan semacam itu sebagai hal yang biasa. Tiongkok juga menjatuhkan beberapa rudal di zona ekonomi eksklusif Jepang.
Provokasi yang mengancam stabilitas regional tidak bisa ditoleransi. Penting untuk terus mendesak Tiongkok menghentikan tindakan intimidasi.
Meskipun demikian, keadaan darurat di Taiwan kini bukan lagi sekedar impian belaka, sehingga sangat penting untuk memastikan prosedur pemerintah dalam menangani situasi darurat berdasarkan kasus-kasus tertentu dan merumuskan rencana respons Pasukan Bela Diri.
Jika terjadi keadaan darurat, SDF bertindak sesuai dengan undang-undang terkait keamanan yang mulai berlaku pada tahun 2016.
Ketika militer AS terlibat, pengakuan atas “situasi yang mempunyai pengaruh penting terhadap perdamaian dan keamanan Jepang” diperlukan bagi SDF untuk memberikan dukungan logistik seperti perbekalan, dan pengakuan atas situasi bahwa “kelangsungan hidup Jepang adalah penting.” terancam’ diperlukan bagi SDF untuk menggunakan hak pertahanan diri kolektif.
Jika Jepang diserang dan diakui sebagai situasi “serangan bersenjata”, perdana menteri akan mengeluarkan perintah mobilisasi pertahanan kepada SDF berdasarkan hak membela diri individu.
Setiap situasi didefinisikan secara rinci. Misalnya, salah satu kasus yang didefinisikan sebagai ancaman kelangsungan hidup adalah ketika terjadi serangan bersenjata terhadap negara asing yang mempunyai hubungan dekat dengan Jepang, yang akibatnya mengancam eksistensi Jepang. Untuk menanggapi setiap situasi, Diet harus memberikan persetujuan sesuai prosedur di Dewan Keamanan Nasional dan rapat Kabinet.
Jika pemerintah lamban dalam mengenali situasi, maka aktivitas SDF akan dibatasi. Jika terjadi keadaan darurat, jika SDF hanya berhasil melakukan investigasi, penelitian, dan pengumpulan intelijen dengan cara yang sama seperti pada waktu normal, mereka akan gagal menjalankan misi pertahanannya.
Kuncinya adalah apakah pemerintah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Keadaan seperti apa yang akan dikenali sebagai situasi yang mana? Penting untuk terus melakukan simulasi kasus pada waktu normal.
Dalam situasi serangan bersenjata, permasalahannya adalah wilayah abu-abu, seperti pasukan asing yang menyamar sebagai nelayan yang mendarat di pulau terpencil, tidak dapat langsung ditentukan sebagai serangan terhadap Jepang.
Penting bagi Penjaga Pantai Jepang, yang bertanggung jawab mengambil tindakan polisi di laut, dan SDF, yang bertanggung jawab atas pertahanan nasional, untuk bekerja sama dan berlatih setiap hari.
SDF sendiri mempunyai keterbatasan dalam menanggapi keadaan darurat. Jepang dan Amerika Serikat harus berbagi rencana operasional.
Evakuasi warga merupakan tugas penting lainnya. Pulau Sakishima adalah rumah bagi 100.000 orang. Ada lebih dari 20.000 warga negara Jepang yang tinggal di Taiwan. Pemerintah diharapkan membangun sistem kerja sama dengan maskapai penerbangan dan entitas lain untuk memastikan kapasitas transportasi jika terjadi keadaan darurat.
(Dari The Yomiuri Shimbun, 29 Agustus 2022)