11 Agustus 2023
KUALA LUMPUR – Malaysia tetap konsisten pada pendiriannya dalam melindungi kedaulatan, hak dan kepentingannya di zona ekonomi eksklusif di Laut Cina Selatan, kata Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Dia mengatakan Malaysia akan bertahan dalam menghadapi “semua tantangan dan klaim yang sah”.
“Mengingat hal ini, harus ditekankan bahwa keamanan Malaysia terletak ‘di dalam’ dan ‘bersama’ kawasan, bukan ‘di dalam’ kawasan.
“Kami memanfaatkan lokasi geografis kami sebagai negara darat dan maritim yang terletak di jalur perdagangan utama dan posisi ekonomi sebagai bagian penting dari berbagai rantai pasokan global untuk meningkatkan keamanan regional,” ujarnya dalam pidato utamanya di Asia-Pasifik ke-36. Meja bundar di sini kemarin.
Anwar mengatakan Malaysia harus terus membangun hubungan baik dengan Tiongkok dan Amerika Serikat untuk mendorong tatanan berbasis aturan dan norma yang lebih kuat.
“Perintah ini tidak didasarkan pada kekuasaan atau kecenderungan untuk mengabaikan aturan dan norma yang diajarkan ketika hal tersebut tidak nyaman. Ini tidak baik dan munafik.
“Apa yang baik bagi angsa pastilah baik pula bagi angsa. Jadi, ini harus menjadi tatanan yang didasarkan pada keadilan, rasa hormat dan pengertian, kasih sayang, dan hukum internasional,” tambahnya.
Anwar meyakinkan para delegasi di meja bundar tentang komitmen Amerika Serikat dan Tiongkok untuk mendorong tatanan berbasis aturan dan norma.
“Menurut perkiraan kami, baik Tiongkok dan Amerika Serikat telah mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap hal tersebut. Hal ini harus melampaui kesepakatan perdagangan multilateral ke dalam bidang arsitektur geostrategis yang praktis.
“Malaysia akan melakukan bagian kami untuk mendorong konsensus ini,” tambahnya.
Anwar mengatakan konsensus mengenai keamanan global penting untuk mempertimbangkan pandangan Asia Tenggara.
“Sebagai hasilnya, Malaysia akan secara proaktif dan independen terlibat dalam berbagai inisiatif yang dilakukan oleh kekuatan dan pemangku kepentingan regional, baik di Asia dan Indo-Pasifik. Kami melakukan hal ini dengan pandangan yang jelas mengenai kepentingan dan prioritas nasional kami, yang sangat terkait dengan pemeliharaan arsitektur regional yang inklusif,” katanya.
Mengenai dampak meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok di Asia Tenggara, Anwar mengatakan hal itu telah mempengaruhi arsitektur dan norma-norma yang sudah lama ada di kawasan ini.
“Di tengah ketegangan yang terjadi, terdapat kebutuhan mendesak untuk menghidupkan kembali tidak hanya kerja sama antar negara, namun juga inklusivitas dan kesetaraan yang lebih besar.
“Sepertinya tidak ada urgensi untuk mengatasi hal ini. Beberapa orang berpendapat bahwa Asia Tenggara menjadi bagian penting dalam ‘Permainan Besar’ baru yang dimainkan antara Beijing dan Washington, seperti yang pernah dilakukan Washington saat melawan Moskow.
“Ini akan menjadi kerugian besar bagi seluruh kawasan jika persaingan yang tidak terkekang ini mempengaruhi segala sesuatu yang telah dicapai dengan susah payah melalui mekanisme multilateral yang dipimpin oleh ASEAN,” katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Luar Negeri, Datuk Seri Dr. Zambry Abdul Kadir, Wakil Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Liew Chin Tong dan Ketua Institute of Strategic and International Studies, Prof Dr Mohd Faiz Abdullah.