28 Mei 2019
Mereka menyebutkan tiga pembunuh bayaran di antara enam tersangka baru yang terkait dengan kekerasan di Jakarta minggu lalu.
Kepolisian Republik Indonesia telah menetapkan enam tersangka baru yang terkait dengan kekerasan di Jakarta pekan lalu, termasuk tiga orang yang dibayar untuk membunuh pejabat tinggi pemerintah.
Juru Bicara Kepolisian Nasional Mohammad Iqbal mengungkapkan pada konferensi media kemarin bahwa dua tersangka, yang diidentifikasi hanya sebagai HK dan TJ, diperintahkan untuk membunuh dua pemimpin nasional pada bulan Maret, dan kemudian pada bulan April untuk membunuh dua pejabat pemerintah lainnya.
Polisi belum mau mengidentifikasi sasaran yang dituju.
Inspektur Jenderal Iqbal mengatakan kepada wartawan bahwa orang-orang di balik plot tersebut bermaksud menggunakan pembunuhan tersebut untuk mengganggu stabilitas negara.
Dia mengatakan timnya telah mengetahui identitas dalangnya, namun menolak menjelaskan lebih lanjut karena penyelidikan masih berlangsung.
“Kami sedang menggali lebih dalam masalah ini dan akan memberikan pembaruan nanti,” tambahnya.
Iqbal mengatakan tersangka lain, yang diidentifikasi sebagai AZ, menerima instruksi pada bulan April untuk membunuh kepala perusahaan pemungutan suara lokal dengan imbalan 5 juta rupiah.
Polisi menggambarkan ketiga pria itu sebagai “profesional”.
Dua tersangka lainnya, salah satunya adalah perempuan, diduga terlibat dalam penjualan senjata, beberapa di antaranya ilegal, kepada tiga pria yang terlibat dalam rencana pembunuhan tersebut.
Tersangka terakhir tidak terlibat dalam rencana pembunuhan.
“Para pembunuh bayaran ini sangat profesional dan berpengalaman,” kata Iqbal.
Berita ini muncul kemarin setelah dilakukannya penyelidikan yang mengungkap peran keenam orang tersebut dalam kekerasan pekan lalu di sekitar ibu kota, yang merupakan rumah bagi sekitar 10 juta orang.
Serangkaian protes damai yang meletus di Jakarta setelah KPU pada 21 Mei mengumumkan hasil resmi yang menunjukkan Presiden Joko Widodo telah mengalahkan penantangnya, Prabowo Subianto, dalam pemilihan presiden 17 April meningkat menjadi kerusuhan yang memakan korban jiwa dan delapan orang terluka. lebih dari 700 lainnya.
Polisi nasional menggambarkan kekerasan jalanan sebagai pemogokan terkoordinasi dan “suatu peristiwa yang disengaja”.
Mereka menyebut aksi tersebut direncanakan oleh perusuh melalui grup chat WhatsApp.
Hingga Minggu, setidaknya 452 perusuh telah ditangkap, termasuk laki-laki dari provinsi tetangga Banten dan Jawa Barat, serta Nusa Tenggara Barat.
Mereka dipersenjatai dengan panah logam, arit, bom molotov, dan petasan saat bentrokan dengan ribuan petugas polisi yang berlangsung berjam-jam.
Kekerasan tersebut mengakibatkan kota tersebut lumpuh akibat pengalihan jalan, penghentian layanan transportasi dan penutupan paksa pusat-pusat bisnis.
Polisi mengatakan kerusuhan tersebut melibatkan preman bayaran dan kemungkinan militan domestik yang setia kepada ISIS di Irak dan Suriah.
Penyidik menemukan amplop putih berisi uang tunai antara Rp 200.000 hingga Rp 500.000 pada beberapa tersangka.
Iqbal mengatakan bahwa polisi dan angkatan bersenjata Indonesia terus mengerahkan sekitar 40.000 petugas di Jakarta untuk menjamin keamanan di ibu kota.
The Straits Times kemarin melihat tentara menjaga gedung-gedung penting pemerintah seperti badan pengawas pemilu Bawaslu, mahkamah konstitusi dan kementerian yang berlokasi di sekitar istana negara.