11 Mei 2023
JAKARTA – Penyidik Polri telah menangkap seorang pria dan seorang wanita yang diyakini berada di balik perdagangan lebih dari selusin warga negara Indonesia ke Myanmar, di mana para korban dipaksa untuk melakukan penipuan online, ketika negara-negara ASEAN meningkatkan respons regional yang lebih kuat untuk mencari perdagangan manusia.
Direktur Kriminal Umum Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), Brigjen. Umum Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, kedua orang yang diidentifikasi sebagai Andri Satria dan Anita Setia Dewi itu ditangkap di sebuah apartemen di Bekasi, Jawa Barat pada Selasa malam dan ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan bukti yang dikumpulkan pada hari yang sama. Mereka diduga memperdagangkan sedikitnya 20 warga Indonesia ke Myanmar.
“Kami memeriksa lima orang berdasarkan laporan yang disampaikan keluarga korban pada 2 Mei,” kata Djuhandani, seperti dikutip dari keterangan di situs kepolisian. Ia menambahkan, penyidik masih mengumpulkan keterangan dari 20 korban tersebut dan mencari kemungkinan tersangka lainnya, terutama orang-orang yang merekrut korban dengan janji palsu bekerja di Myanmar.
Pekan lalu, keluarga salah satu korban bersama Serikat Pekerja Migran Indonesia (SBMI) melaporkan kedua tersangka ke pihak berwajib.
Hariyanto Suwarno, Ketua SBMI, mengatakan kedua tersangka adalah bagian dari jaringan perdagangan manusia internasional yang beroperasi di Jabodetabek sejak 2015.
“Pada tahun 2019, SBMI menggerebek tempat penampungan pekerja migran ilegal milik kedua tersangka,” kata Hariyanto kepada pers.
Baca juga: Ketidakpercayaan menempatkan korban perdagangan orang Indonesia di luar negeri dalam risiko
Kementerian Luar Negeri sebelumnya mengatakan bahwa 20 korban perdagangan manusia telah diselamatkan pada hari Senin dan mereka saat ini sedang menunggu repatriasi. Presiden Joko “Jokowi” Widodo menggambarkan misi penyelamatan “tidak mudah” karena para korban ditawan di wilayah Myanmar yang dilanda konflik. Ia juga menegaskan komitmen Indonesia dalam memberantas perdagangan manusia.
Penangkapan tersebut terjadi di tengah meningkatnya laporan mengenai orang-orang yang dipaksa melakukan penipuan dunia maya di wilayah tersebut dan ketika para pemimpin ASEAN bertemu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk menghadiri pertemuan ke-42 blok tersebut.Kedua pertemuan puncak tahunan.
Pekan lalu, pihak berwenang Filipina menyelamatkan lebih dari 1.000 orang dari berbagai negara Asia yang telah diperdagangkan ke negara tersebut dan dipaksa melakukan penipuan mata uang kripto, AFP melaporkan.
Baca juga: Sumatera Utara berupaya memperdagangkan 211 pekerja ke Kamboja
Pada KTT ASEAN pada hari Rabu, para pemimpin Asia Tenggara berjanji untuk menindak penipuan online yang dilakukan oleh para pelaku perdagangan manusia untuk memangsa para pencari kerja yang rentan, terutama di negara-negara termiskin di kawasan ini, dan mengambil pendekatan lokal untuk memerangi perdagangan manusia.
Saat mengeluarkan pernyataan bersama mengenai masalah ini, para pemimpin mengatakan upaya ASEAN untuk memerangi perdagangan manusia akan mencakup peningkatan kapasitas lembaga penegak hukum untuk menyelidiki, mengumpulkan data, bertukar informasi dan melakukan latihan bersama untuk melaksanakannya.
Tahun lalu saja, sekitar 1.185 warga Indonesia menjadi korban penipuan pekerjaan online di negara-negara tetangga yang berujung pada perdagangan manusia, menurut data Direktorat Perlindungan Warga Negara Luar Negeri Kementerian Luar Negeri. Dari jumlah itu, 864 orang menjadi korban peristiwa di Kamboja, 107 orang di Filipina, 102 orang di Laos, 81 orang di Myanmar, dan 31 orang di Thailand.
– Yvette Tanamal berkontribusi pada cerita ini dari Labuan Bajo.