11 April 2023
JAKARTA – Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, kini menjadi calon yang dikalahkan pada Pilpres 2024, menyalip Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon paling populer di kalangan pemilih pada jajak pendapat pemilu terbaru.
Prabowo, yang kalah dalam dua pemilu presiden terakhir dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo, tampaknya memperoleh perolehan suara yang signifikan setelah serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan para elit politik lainnya, termasuk Jokowi, yang meyakini bahwa ia adalah salah satu calon presiden potensial. penerusnya akan melindungi warisan.
Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada hari Minggu menemukan bahwa Prabowo kini menjadi kandidat paling populer untuk jabatan tertinggi negara dalam simulasi pacuan kuda melawan Ganjar dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Elektabilitasnya naik 3,6 poin persentase dari 26,7 persen pada Februari menjadi 30,3 persen pada Maret, sedangkan Ganjar turun dari 35 menjadi 26,9 persen. Anies kini membuntuti Ganjar, popularitasnya sedikit meningkat dari 24 menjadi 25,3 persen.
Meskipun Ganjar masih menjadi kandidat yang harus dikalahkan seandainya pemilu presiden kini diperebutkan oleh 19 kandidat populer, Prabowo dan Anies sama-sama berhasil memperkecil keunggulan Ganjar menjadi masing-masing 0,5 dan 1,4 poin persentase – keduanya berada dalam margin kesalahan survei sebesar 2,5 poin persentase.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat peluncuran survei pada Minggu, mengatakan hasil survei menunjukkan bahwa Prabowo mulai mengambil alih sebagian loyalis Ganjar sendiri. Sederhananya, (yang mendukung Ganjar) sekarang terpecah, ada yang ragu-ragu, ada yang sekarang mendukung Prabowo, sementara minoritas tetap mendukung Anies. Itu menunjukkan (pendukung Ganjar) sudah mulai beralih ke Prabowo meski belum sepenuhnya,” kata Djayadi.
Hal ini juga terlihat dari meningkatnya popularitas Prabowo di Jawa Timur, di mana Ganjar pernah menjadi calon presiden paling populer, kata Djayadi.
Kisah dua kandidat pro-Jokowi
Meningkatnya popularitas Prabowo terjadi di tengah pembicaraan yang intens mengenai potensi koalisi besar untuk pemilihan presiden 2024 di antara partai-partai pro-pemerintah, dengan Prabowo sebagai salah satu tokoh kunci dan kandidat presiden terkuat dalam pembicaraan koalisi tersebut.
Baca juga: Prabowo mendapatkan daya tarik ketika partai-partai pro-pemerintah mencari jalan tengah
Jika rencana tersebut terwujud, aliansi tersebut akan terdiri dari lima partai besar pro-pemerintah: Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Beberapa partai non-parlemen yang pro pemerintah, termasuk Partai Indonesia Bersatu (Perindo) dan Partai Bulan Sabit (PBB), juga bertemu dengan mantan jenderal tersebut pekan lalu untuk menyatakan minat mereka untuk bergabung dalam koalisi besar tersebut.
Sementara itu, Ganjar, yang dipimpin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tetap tidak berkomitmen pada koalisi besar, dalam beberapa pekan terakhir telah diremehkan oleh para penggemar sepak bola Indonesia, banyak di antara mereka yang menyalahkannya atas pembatalan Piala Dunia.20 Piala Dunia Indonesia.
Ganjar, bersama rekan politikus PDI-P Wayan Koster, sebelumnya menuntut agar FIFA melarang Israel berpartisipasi dalam turnamen pemuda sebagai tindakan solidaritas terhadap pendudukan Israel di Palestina.
Kegagalan ini berdampak buruk pada popularitas Ganjar, kata LSI.
Dari musuh menjadi sekutu
Ganjar, yang berasal dari partai yang sama dan memiliki kubu elektoral di Jawa Tengah, telah lama disebut-sebut sebagai penerus pilihan Jokowi, dan pada tahun lalu Jokowi sendiri meminta ribuan pendukungnya untuk memilih politisi “berambut putih”.
Namun, dengan peluang Ganjar untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden kini tampaknya berada di ujung tanduk, Jokowi mulai membicarakan peluang Prabowo dalam pemilu dalam beberapa bulan terakhir, dengan mengatakan pada bulan November bahwa tahun 2024 akan menjadi “giliran Prabowo” sebagai presiden, dan setelah mengundang mantan saingannya tersebut. . pada beberapa acara publik dalam beberapa minggu terakhir.
Baca juga: Kegagalan U-20 membuat Ganjar terpukul dalam elektabilitas: Pollster
Menurut analis politik Burhanudin Muhtadi dari Indikator Politik Indonesia, dukungan publik terhadap Jokowi dibandingkan dengan pujian terselubungnya terhadap Ganjar meyakinkan para loyalis presiden untuk mulai mengalihkan dukungan mereka kepada Prabowo. “Pendukung Jokowi tidak lagi didominasi oleh Ganjar, karena permohonan awalnya adalah persetujuan eksklusif yang diterimanya dari Presiden,” kata Burhanudin, Minggu.
Kelompok pendukung Jokowi yang dikenal sebagai Jokowi Mania (JoMan) menyatakan pada bulan Februari bahwa mereka akan mendukung Prabowo pada pemilu 2024, setelah sebelumnya mendukung Ganjar.
Selain merebut loyalis Jokowi dari Ganjar, Burhanudin mengatakan mendongkrak elektabilitas Prabowo juga karena ketidakpuasan suporter sepak bola yang menjadikan Ganjar sebagai kambing hitam kegagalan U-20.
“(Berdasarkan survei LSI) ternyata Ganjar dan PDI Perjuangan dijadikan kambing hitam oleh para pecinta sepak bola, bukan Jokowi, apalagi (Ketua PSSI) Erick (Thohir),” kata Burhanudin merujuk pada tingginya tingkat penerimaan terhadap Jokowi. survei LSI terbaru telah mencapai puncaknya. (uh)