19 April 2023
Manila, Filipina – Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos telah memerintahkan pembentukan tim pemerintah yang akan fokus pada mitigasi dampak fenomena El Niño yang akan datang, kata Wakil Menteri Pertahanan Sipil (OCD) Ariel Nepomuceno pada hari Selasa.
Nepomuceno mengatakan presiden mengeluarkan perintah tersebut dalam pertemuan dengan OCD di Malacañang.
“Dia ingin kita memastikan pendekatan seluruh pemerintah melalui mekanisme NDRRMC (Dewan Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Nasional). Dia secara khusus menginstruksikan kami untuk membentuk tim El Niño,” kata Nepomuceno dalam sebuah pengarahan, berbicara dalam bahasa campuran bahasa Inggris dan Filipina.
“Petunjuk beliau adalah untuk memastikan bahwa kita akan memiliki proses jangka panjang yang berbasis protokol dan ilmiah. Yang jelas lebih baik kita bersiap-siap,” imbuhnya.
Marcos juga ingin pemerintah, khususnya departemen kesehatan, fokus pada penyakit yang biasa diderita masyarakat saat El Niño.
Nepomuceno menambahkan bahwa presiden ingin pemerintahannya bersiap menghadapi kemungkinan kekurangan air akibat El Niño dan melakukan kampanye kesadaran masyarakat untuk mendorong masyarakat menghemat air.
Pastikan irigasi yang memadai
Sementara itu, penjabat kepala Administrasi Irigasi Nasional (NIA), Eduardo Guillen, mengatakan lembaganya telah merumuskan solusi jangka pendek, menengah dan panjang terhadap kekeringan yang diperkirakan akan melanda negara itu dalam beberapa bulan mendatang.
“Faktanya, kami mempunyai kalender panen yang kami gunakan untuk merencanakan area mana yang akan diairi. Dan dalam hal ini kami akan memprioritaskan area penanaman padi yang dekat dengan sumber (air),” kata Guillen dalam pengarahan yang sama.
“Ini akan dilakukan bekerja sama erat dengan DA (Departemen Pertanian) sehingga kami bisa mengimbangi kekurangan (air) selama musim kemarau di wilayah tersebut untuk ditanami. Kami akan konsentrasi pada padi hibrida karena produksinya dua kali lipat pada musim kemarau,” tambahnya.
Untuk area tanaman yang jauh dari sumber air, Guillen mengatakan NIA menyarankan petani untuk berkonsentrasi pada tanaman yang bernilai tinggi.
“Yang diinginkan presiden kami adalah kami memberikan bantuan yang tepat dan tepat waktu kepada para petani,” kata Guillen.
Untuk solusi jangka panjang, Guillen mengatakan presiden menginginkan upaya konvergensi antara NIA dan Badan Pengelola Air Minum Setempat (LWUA) untuk mengatasi tantangan pengelolaan sumber daya air, terutama selama musim hujan.
“Kami bisa menambah dana NIA. Kedua, kita bisa berkolaborasi dengan instansi lain seperti DPWH (Departemen Pekerjaan Umum dan Bina Marga). Seperti yang dikatakan Presiden, perlu ada perubahan paradigma dalam pengendalian banjir dan pengelolaan air,” kata Guillen.
“Proyek pengendalian banjir yang paling efektif adalah pengelolaan air. Ini berarti membangun bendungan penampungan, proyek perlindungan sungai kecil. Dari sisi NIA, mungkin kita bisa melihat pembangunan bendungan tinggi. Mungkin kita bisa mengkajinya juga,” tambahnya.