15 Agustus 2023
JAKARTA – Para pemilih di Malaysia berhak mendapatkan pujian dan rasa hormat dari negara tetangga mereka, yang sebagian besar masih berjuang untuk membuat suara mereka didengar oleh pemerintah mereka sendiri, atas kedewasaan politik mereka, yang memungkinkan negara tersebut untuk menentukan arahnya, seperti yang ditunjukkan dalam pemilu yang damai dan adil pada hari Sabtu. .
Para pemilih menegaskan kembali mandat mereka kepada pemerintah persatuan Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk terus memenuhi janji kampanyenya mengenai reformasi ekonomi, kesetaraan yang lebih besar antara kaya dan miskin dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat di kawasan ini, termasuk warga Malaysia, mungkin tidak menyadari atau cenderung mengabaikan fakta bahwa dibandingkan dengan sembilan negara anggota ASEAN lainnya, Malaysia adalah contoh utama negara yang relatif bebas dari pengaruh atau dominasi tentara, yang dianggap sebagai sebuah negara yang terbebas dari pengaruh militer. simbol stabilitas dan disiplin serta kondisi untuk pembangunan.
Stabilitas pemerintahan Anwar sangat penting bagi Malaysia dan ASEAN, terutama karena negara tetangga Indonesia dan Singapura akan memilih pemimpin baru dalam dua tahun ke depan. Indonesia akan mengadakan pemilihan legislatif dan presiden pada bulan Februari 2024, dan Singapura akan mengadakan pemilihan parlemen pada tahun 2025, di mana PM Lee Hsien Loong diperkirakan akan menyerahkan tongkat estafet kepada wakilnya Lawrence Wong.
Terlepas dari ketidaksempurnaannya, demokrasi Malaysia memberikan contoh yang baik bagi anggota ASEAN lainnya yang mempertahankan kediktatoran militer atau menentang kebebasan sipil. Faktanya, Komunitas ASEAN 2025 yang mencita-citakan kawasan yang menjunjung tinggi kebebasan masih sebatas komitmen kertas.
Pada pemilu 12 Agustus, para pemilih Malaysia memilih untuk mempertahankan status quo koalisi penguasa Anwar dan oposisi Muslim konservatif di tiga negara bagian strategis. Pemilu ini secara luas dipandang sebagai referendum terhadap Anwar, yang mulai berkuasa pada November tahun lalu, dan ketangguhan oposisi.
Pakatan Harapan Anwar dan koalisi Barisan Nasional menang di tiga kubunya di Penang, Selangor dan Negeri Sembilan, meskipun oposisi merebut lebih banyak kursi di sana. Koalisi oposisi Perikatan Nasional mempertahankan kekuasaannya di Kedah, Kelantan dan Terengganu.
Pemimpin oposisi Muhyiddin Yassin, mantan perdana menteri, bersikeras agar Anwar mundur setelah oposisi memenangkan 60 persen dari total kursi majelis di enam negara bagian.
Hasil pemilu ini membuat Anwar merasa lega karena pemerintahan federalnya kini dapat menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya hingga tahun 2027. Stabilitas politik Malaysia di bawah Anwar tentu akan menarik investor dan meyakinkan dunia usaha.
Anwar memenangkan jabatan perdana menteri dengan janji untuk fokus pada reformasi ekonomi dan kelembagaan, menaikkan pajak bagi orang kaya dan memfasilitasi peraturan yang lebih mudah diakses untuk pencatatan perusahaan. Namun salah satu platform yang diusungnya, yaitu penghapusan hukuman mati, masih menghadapi penolakan dari masyarakat, yang melihat hukuman mati sebagai alat pencegah yang efektif terhadap kejahatan narkoba.
“Inilah saatnya bagi semua pihak, baik menang maupun kalah, untuk bersama-sama menjaga perdamaian nasional, mengangkat martabat negara dan berkonsentrasi pada pembangunan Malaysia,” kata Anwar dalam seruannya usai mempelajari pemilu. hasil.
Aliansi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar memenangkan kursi terbanyak pada bulan November tetapi gagal mendapatkan mayoritas. Atas mandat Raja Al-Sultan Abdullah, Anwar dapat membentuk pemerintahannya setelah berkoalisi dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang dulunya kuat dan partai-partai kecil lainnya.
Anwar telah menjadi pusat kontroversi politik sejak tahun 1998. Dia secara luas dipandang sebagai penerus perdana menteri Mahathir Mohammad sebelum mentornya memecatnya dan bahkan memenjarakannya atas tuduhan korupsi dan kemudian sodomi.
Anwar terus diunggulkan karena keyakinannya yang multietnis, inklusif, dan toleran. Namun banyak orang Melayu yang menganggapnya tidak hanya terlalu liberal, tapi juga terlalu pro-kelompok minoritas, terutama Tionghoa dan India. Berdasarkan konstitusi, semua orang Melayu adalah Muslim, dan Islam adalah agama resmi di Malaysia. Lebih dari dua pertiga penduduknya adalah orang Melayu, namun kelompok minoritas menguasai perekonomian.
Kami berharap legitimasi yang diberikan kepada Anwar oleh rakyat Malaysia, setidaknya hingga tahun 2027, akan membawa persatuan di negara multi-etnis dan kesejahteraan bagi semua orang, seperti yang ia janjikan pada kampanye pemilu tahun lalu.