7 Juli 2022
NEW DELHI – Chutney semut merah: Kita biasa ‘terbalik’ ketika bertemu dengan semut rangrang merah. Kita lebih memilih untuk menjauh dari mereka, dan melakukan kontak langsung dengan mereka adalah hal yang mustahil. Sebaliknya, ada beberapa suku di India bagian timur yang menggunakan semut rangrang merah sebagai bahan utama pembuatan ‘kai chutney’. Chutney juga disebut sebagai “chapra” dalam dialek lokal. Chutney dinikmati secara luas oleh anggota suku yang berbasis di Odisha, Chhatisgarh dan Jahrkhand dan dipuja seperti obat mujarab.
Para peneliti telah menemukan beberapa manfaat kesehatan yang terkait dengan konsumsinya dan chutney kini sedang diusulkan untuk diberi label Identifikasi Geografis (GI).
Resep-resep yang dibuat dari semut merah tetap utuh di lingkungan tertutup suku-suku tertentu dan daerah pedesaan di India. Baru-baru ini, makanan tersebut telah ditemukan oleh orang-orang dari lapisan masyarakat lain dan banyak peminat yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang makanan tersebut. Peneliti makanan mengklaim bahwa kai chutney yang terbuat dari semut merah memang merupakan makanan super.
Meski semut merah dianggap beracun karena sengatan semutnya sangat menyakitkan dan meninggalkan bekas benjolan merah di kulit, anehnya semut juga bisa dimakan sebagai makanan. Beberapa suku bahkan memakannya dalam bentuk mentah. Ada metode khas ‘berburu’ atau mengumpulkan semut. Cara menyiapkan chutney juga diturunkan dari generasi ke generasi.
Kumpulkan semut
Tugas mengumpulkan semut merupakan tugas yang berat. Semut harus ditarik dari sarangnya. Semut betina dan telurnya beristirahat di dalam sarang, sedangkan bagian luar sarang dijaga oleh semut jantan. Orang yang mengumpulkan semut terus-menerus disengat semut jantan. Menahan rasa sakit dan kekacauan yang luar biasa, pemanen mengumpulkan semut-semut tersebut untuk diproses lebih lanjut. Rasa chutneynya pedas dan pedas.
Persiapan chutney
Semut yang dikumpulkan dicuci bersih bersama telur dan larvanya. Mereka ditempatkan dalam lesung dan alu dan bahan lainnya ditambahkan. Bahan-bahan tersebut antara lain bawang putih, jahe, cabai hijau, ketumbar, dan garam. Semua campuran diubah menjadi pasta. Terkadang campuran tersebut dimasak untuk meningkatkan rasanya. Biasanya chutney disajikan dengan roti yang terbuat dari ragi.
Manfaat kesehatan pemenang penghargaan
Semut merah telah dimakan oleh berbagai suku secara turun temurun dan diklaim memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Sambal Kai yang terbuat dari semut merah dipercaya dapat menjadi obat yang baik untuk mengatasi batuk, flu, sesak nafas, masuk angin, kelelahan dan berbagai penyakit lainnya.
Semut dan telurnya juga mengandung asam format yang diketahui dapat melawan bakteri dalam sistem pencernaan manusia. Chutney diketahui mengandung seng, kalsium, dan protein dalam jumlah optimal, yang dianggap sangat baik untuk sistem kekebalan tubuh manusia secara keseluruhan.
Label GI untuk makanan semut merah
Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk lebih memahami manfaatnya. Studi tersebut juga bertujuan untuk memberikan validasi terhadap klaim yang terkait dengan chutney. Para ilmuwan juga mendorong label GI untuk makanan yang terbuat dari semut merah. Jika pendaftaran IG untuk jenis makanan tersebut sudah selesai, maka hal ini akan memberikan peluang besar bagi penduduk suku tersebut. Hal ini akan menjadi langkah maju dalam menyederhanakan pemuliaan, pengumpulan dan penggunaan komersial. Hal ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja tetapi juga akan memperoleh pengakuan luas bagi penduduk suku.