Review Pembangkit Listrik Tenaga Air Milik Jokowi – Asia News NetworkAsia News Network

28 Februari 2023

JAKARTA – Ketika Presiden Joko “Jokowi” Widodo memulai masa jabatan pertamanya pada tahun 2014, peningkatan pasokan listrik adalah salah satu prioritasnya. Dalam program listrik 35 Gigawatt (GW), ia mencoba mengatasi keluhan kekurangan listrik yang ia terima dari warga saat berkunjung ke berbagai pelosok tanah air saat itu.

Pada tahun 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan bahwa negara ini telah memasang total kapasitas listrik sebesar 81,2 GW, sekitar setengahnya ditenagai oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Meskipun semakin banyak pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas yang menyumbang sebagian besar instalasi, pembangkit listrik berbasis energi terbarukan juga tumbuh hingga menghasilkan 12,5 GW, atau sekitar 15,5 persen pembangkit listrik terpasang.

Jawa dan Sumatera juga dilaporkan mengalami kelebihan pasokan karena pulau-pulau tersebut masih memperkirakan akan ada lebih banyak pembangkit listrik yang akan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.

Hal ini tentunya menjadi kabar baik sekaligus ucapan selamat kepada Presiden yang akan menyelesaikan masa jabatan kedua dan terakhirnya pada tahun depan. Namun penyelesaian masalah kapasitas hanyalah setengah jalan menuju solusi.

Pemadaman listrik terus terjadi bahkan di Pulau Jawa dan Sumatera yang dilaporkan kelebihan pasokan. Meskipun persiapan untuk menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara telah dilakukan sejak dini, pertumbuhan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan tidak secepat yang diharapkan.

Pembangkit listrik tenaga air, yang menyumbang sekitar 53 persen sumber energi terbarukan, juga diyakini tidak direncanakan dengan baik dan telah menimbulkan masalah lingkungan. Sengketa lahan dan hilangnya mata pencaharian warga serta keanekaragaman hayati merupakan beberapa kasus yang sering muncul.

Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, proyek pembangkit listrik tenaga air di Kabupaten Batang Toru telah menimbulkan kontroversi global karena lokasinya di dalam habitat orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Laporan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan monopoli listrik milik negara, PT PLN, terus membangun pembangkit listrik meskipun provinsi tersebut mengalami kelebihan pasokan listrik. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menemukan harga listrik yang disepakati untuk dipasok pembangkit tersebut lebih tinggi dibandingkan harga pembangkit serupa di provinsi lain.

Karena Indonesia siap melakukan divestasi industrinya, khususnya logam, dan diproyeksikan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia, perencanaan yang lebih baik dalam produksi dan distribusi listrik sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan investasi yang kuat. Belum lagi ambisi pemerintah untuk menjadi pusat kendaraan listrik (EV) global berikutnya.

Saat mengakhiri kepemimpinan G20 tahun lalu, pemerintah Indonesia juga berpartisipasi dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) dengan Amerika Serikat, bersama dengan negara dan lembaga donor lainnya, untuk menyuntikkan dana sebesar US$20 miliar ke negara tersebut untuk program transisi energi. .

Jika pemerintah tidak menghitung saldo listriknya dengan benar, terdapat risiko bahwa pendanaan untuk program transisi energi akan salah alokasinya, sehingga menyebabkan distribusi listrik masih buruk di negara ini.

Berfokus pada jenis energi terbarukan lainnya juga bisa menjadi pilihan. Misalnya, biaya pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik (PV) terus menurun. Meskipun pemasangannya sebagai jaringan listrik skala besar akan menjadi tantangan, namun hal ini dapat membantu mendukung kawasan perkantoran dan pemukiman atau kawasan industri. Yang harus dilakukan PLN hanyalah mendukung peraturan yang memungkinkan pemasok berpartisipasi.

Peraturan yang ada tidak memberikan ruang bagi pemasok listrik baru tersebut untuk mendukung PLN. Sebagai satu-satunya operator ketenagalistrikan di Tanah Air, sudah saatnya PLN memperbanyak pemain di bidang ketenagalistrikan. Pemasok baru ini akan memecahkan permasalahan skala operator, karena mereka dapat membantu memecah pasokan listrik dan memastikan layanan pada skala operasi yang lebih kecil, sebuah permasalahan yang saat ini sering diabaikan oleh PLN.

Tanpa memberdayakan pemasok yang lebih kecil dan beragam, PLN akan selalu menghadapi masalah distribusi dan efisiensi, karena perusahaan ini memiliki ribuan pulau yang harus dijangkau di negara ini.

Pemerintah, tepatnya Jokowi, telah melakukan pekerjaan yang baik dalam membangun energi untuk mendorong Indonesia ke tingkat pembangunan berikutnya. Namun sisi buruk dari kelimpahan adalah kita mudah melupakan hal-hal penting.

situs judi bola

By gacor88