18 November 2022
TOKYO – Serangan Rusia terhadap Ukraina penuh dengan bahaya yang akan meningkat menjadi perang skala penuh dengan Amerika Serikat dan Eropa. Insiden terbaru dapat digambarkan sebagai indikasi jelas akan adanya risiko tersebut.
Sebagai cara terbaik untuk menghindari bencana, Rusia harus menghentikan invasi yang tidak masuk akal.
Dua warga sipil tewas pada hari Selasa ketika sebuah rudal menghantam sebuah desa Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina. Pemerintah Polandia mengatakan itu adalah rudal buatan Rusia.
Ini adalah pertama kalinya sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari, kerusakan dipastikan terjadi di wilayah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Masih banyak yang belum diketahui mengenai siapa yang menembakkan rudal tersebut dan dari mana. Presiden AS Joe Biden mengatakan kecil kemungkinan rudal itu ditembakkan dari Rusia. Ada kemungkinan rudal tersebut berasal dari sistem pencegat buatan Rusia milik militer Ukraina dan secara tidak sengaja mendarat di desa Polandia.
Pertama, peluncuran rudal harus diselidiki secara menyeluruh untuk mengetahui apa yang terjadi.
Pada hari Selasa, Ukraina berusaha mencegat rudal dan senjata lainnya saat berada di bawah pemboman nasional Rusia.
Rusia membantah terlibat dalam pendaratan rudal di Polandia. Sekalipun hal ini benar, mereka tidak bisa lepas dari tanggung jawab sebagai penyebab krisis. Moskow juga harus merenungkan fakta bahwa mereka telah berulang kali membuat klaim palsu mengenai invasi mereka ke Ukraina.
Perdana Menteri Fumio Kishida dan para pemimpin negara-negara NATO mengadakan pertemuan darurat dan menegaskan kembali persatuan mereka di sela-sela KTT G20 yang mereka hadiri di Indonesia.
NATO memiliki sistem pertahanan kolektif, yang menurutnya akan melancarkan serangan balik jika salah satu anggotanya diserang, karena dianggap menyerang seluruh anggota aliansi.
Jika Rusia dianggap menyerang Polandia atau anggota NATO lainnya, kelompok tersebut akan melakukan intervensi militer di semua lini.
Sejauh mana Presiden Rusia Vladimir Putin sadar bahwa invasinya ke Ukraina selalu membawa risiko seperti itu?
Pasukan Rusia terus mengalami kemunduran di Ukraina selatan, termasuk merebut kembali kota strategis Kherson. Kherson adalah ibu kota salah satu dari empat wilayah yang dianeksasi secara sepihak oleh Rusia pada akhir September. Putin benar-benar gagal menjadikan pembentukan kendali Rusia atas Ukraina sebagai sebuah fait accompli.
Amerika Serikat memperkirakan korban pasukan Rusia telah melebihi 100.000 orang. Militer juga dikatakan kekurangan rudal. Fakta bahwa Rusia telah menggunakan drone Iran dalam serangannya terhadap Ukraina dan diyakini telah memperoleh peluru artileri dari Korea Utara tampaknya mencerminkan kesulitan yang dihadapi Rusia.
Putin harus menghadapi kenyataan dan memutuskan untuk menarik pasukan Rusia dari Ukraina.