12 Mei 2023
JAKARTA – Sebuah survei terhadap warga Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan masih unggul dalam pemilihan presiden atas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, namun dengan selisih yang lebih kecil. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang elektabilitasnya meningkat sejak Juli 2022, masih bertahan di peringkat ketiga.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 24 Februari hingga 3 Maret terhadap 820 responden asal Jakarta dengan margin of error 3,5 persen. Dalam simulasi tiga pacuan kuda, 42,4 persen responden memilih Anies yang mendapat dukungan dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang juga didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) naik menjadi 33,2 persen, sedangkan Menteri Pertahanan Prabowo dari Partai Demokrat hanya 16,6 persen. Partai Gerindra berangkat. . Temuan ini kontras dengan survei nasional baru-baru ini yang dilakukan Indikator yang menempatkan Ganjar memimpin dengan perolehan 34 persen, diikuti oleh Prabowo, sementara Anies tertinggal jauh di peringkat ketiga.
Elektabilitas Anies dalam survei di Jakarta menurun sebesar 3,5 poin persentase dari 45,9 persen pada bulan Juli tahun lalu, ketika ia masih menjadi Gubernur Jakarta, sementara elektabilitas Ganjar turun sebesar 1,1 poin persentase dan elektabilitas Prabowo meningkat sebesar 4,7 poin persentase.
Karena Gerindra sendiri unggul dalam survei legislatif dengan elektabilitas 15,8 persen di belakang PDI-P yang berada di peringkat pertama dengan 23,9 persen, anggota parlemen Gerindra dari daerah pemilihan Jakarta, Habiburokhman, mengakui bahwa ia terkejut dengan perolehan suara yang relatif rendah dari Prabowo.
Berdasarkan pengalaman kami, Gerindra dianggap identik dengan Prabowo dan para caleg kami dari Gerindra selalu mengandalkan nama Prabowo untuk memenangkan pemilu, kata Habiburokhman, Kamis. Apalagi mengingat Jakarta Timur memiliki banyak pemilih militer yang mewakili pendukung tradisional Prabowo.
Burhanuddin Muhtadi, direktur eksekutif Indikator, mengatakan hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan suara antara pemilu presiden dan legislatif di kalangan pendukung Gerindra, suatu hal yang Burhanuddin gambarkan sebagai split-ticket voting.
Pemilih independen
“Pemilih Prabowo di Jakarta sudah mulai mengalihkan dukungannya kepada Anies,” kata Burhanuddin. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa hanya 43,2 persen pendukung Gerindra yang mengatakan mereka akan memilih Prabowo, dengan 27 persen menyatakan dukungan mereka untuk Anies, sementara 16 persen lainnya memilih Ganjar.
Dukungan terhadap Anies di bawah koalisinya jauh lebih kuat, dengan 78,4 persen pendukung PKS, 61,7 persen pendukung NasDem, dan 54,5 pendukung Partai Demokrat semuanya menyatakan akan memilih Anies. Sementara itu, 66,7 persen pendukung PDI-P menyatakan dukungannya kepada Ganjar meski survei dilakukan sebelum partai tersebut mencalonkan diri secara resmi pada bulan April.
Karena para pemilih di Jakarta memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, bahkan Habiburokhman menggambarkan kota ini sebagai medan pertempuran bagi para pemilih yang cerdas, Burhanuddin mengatakan Gerindra harus melihat ke dalam. “Seiring dengan semakin independennya pemilih, Gerindra harus meyakinkan para pendukungnya untuk memilih Prabowo, sebelum ia mencoba menarik pendukung partai lain.”
Dibandingkan dengan pemilu presiden yang sebagian besar memilih tiga kandidat, pemilu presiden masih cair. “Daftar bakal calon wakil presiden masih belum dipersempit (…) dan di kalangan elite masih belum ada pengumuman siapa rekan setimnya,” ujarnya.
Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat, masih menjadi tiga kandidat teratas. Namun jajak pendapat yang berfokus di Jakarta juga menunjukkan beberapa nama baru, termasuk politisi NasDem Ahmad Sahroni, yang dikatakan mengincar posisi gubernur Jakarta.
Meskipun sebagian besar fokusnya tertuju pada pemilu presiden dan legislatif tahun 2024 yang dijadwalkan pada bulan Februari 2024, survei ini juga menyentuh pemilu gubernur Jakarta tahun 2024, yang akan diselenggarakan sembilan bulan kemudian pada bulan November 2024 saat pemilu daerah serentak berlangsung.
Anies, yang mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta dengan tingkat persetujuan 80 persen menurut jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada bulan Oktober, awalnya menjadi pilihan favorit. Namun, sejak Anies mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, pendahulu Anies sebagai gubernur, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, telah naik ke posisi teratas dalam pemilihan gubernur.