Setidaknya kode etik

9 Februari 2023

JAKARTA – Setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan, Indonesia telah memulai dimulainya kembali negosiasi kode etik (CoC) bagi pihak-pihak yang berkonflik di Laut Cina Selatan. Ada alasan untuk meyakini bahwa inisiatif tersebut dapat langsung memberikan hasil yang berarti karena sejauh ini belum ada yang dicapai. Pada tahun 2018, ASEAN dan Tiongkok menyepakati satu draf teks negosiasi dan pembacaan pertama teks tersebut pada tahun 2019.

Setidaknya ASEAN dan China kini memiliki forum formal untuk meredakan ketegangan di laut yang kaya sumber daya itu. Kedua belah pihak telah berkomitmen untuk menjaga konflik pada tingkat yang dapat dikelola karena Laut Cina Selatan adalah salah satu jalur laut tersibuk di dunia.

Padahal, stabilitas di kawasan merupakan salah satu syarat utama untuk menjaga situasi yang menguntungkan di kawasan Asia-Pasifik. Setiap orang adalah pecundang ketika konflik terbuka dan bersenjata pecah di wilayah tersebut, tidak peduli seberapa kuat mereka secara militer dan ekonomi.

Dalam keterangan pers ketua yang disampaikan pekan lalu usai pertemuan dua hari para menteri luar negeri ASEAN, Indonesia berinisiatif menjadi tuan rumah pertemuan antara ASEAN dan China bulan depan. Para menteri memang memberi perhatian khusus pada isu sensitif ini hanya karena ketegangan masih tinggi.

Para menteri luar negeri juga mengungkapkan keprihatinan mereka atas perkembangan baru-baru ini, insiden serius dan reklamasi tanah (oleh China), “yang telah mengikis kepercayaan dan keyakinan, meningkatkan ketegangan dan dapat merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan”. Isu daur ulang diangkat oleh Filipina dan Vietnam.

Utusan utama juga menegaskan kembali komitmen pengelompokan regional terhadap “prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982”. China tentu akan menentang UNCLOS digunakan sebagai dasar negosiasi, meskipun itu adalah produk resmi PBB.

Pada Juli 2016, Permanent Court of Arbitration di Den Haag memutuskan bahwa tidak ada dasar hukum bagi klaim China atas Laut China Selatan. Filipina membawa kasus tersebut ke pengadilan, meskipun Beijing menolak untuk mengakui keputusan mengikat badan PBB itu.

Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan juga Taiwan adalah pesaing di laut. Indonesia bukan lawan, tapi juga bermasalah dengan China karena negara komunis itu menempatkan perairan Natuna dalam peta sembilan garis putus-putusnya. PBB mengakui hak zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia atas perairan. Namun China mengatakan para nelayannya telah menggunakan perairan Natuna sebagai tempat mencari ikan selama berabad-abad. China dilaporkan menuntut pada Desember 2021 agar Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di perairan tersebut.

Pembahasan CoC diamanatkan oleh Declaration of Conduct (DoC) yang disepakati oleh ASEAN dan China pada KTT ASEAN di Phnom Penh pada November 2002. Saat itu, baik China maupun ASEAN memutuskan untuk “a code of conduct in the South China Sea ” yang selanjutnya akan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan setuju untuk bekerja, berdasarkan konsensus, menuju pencapaian akhir dari tujuan ini.

Tujuannya adalah untuk memiliki kode etik, meskipun tidak mengikat, untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Pada saat itu, kedua belah pihak menyepakati “tujuan dan prinsip Piagam PBB, Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982”, dan “prinsip hukum internasional lain yang diakui secara universal yang berfungsi sebagai norma dasar yang mengatur hubungan kontrol negara ke negara”.

Ada optimisme pada saat itu bahwa kedua belah pihak dapat menyelesaikan konflik mereka dengan mematuhi semua hukum yang berlaku. Tapi ternyata ini hanya harapan palsu.

Inisiatif Indonesia untuk menghidupkan kembali pembahasan CoC patut mendapat dukungan dan kemauan politik yang kuat dari kedua belah pihak, karena setidaknya akan ada landasan dasar untuk menggagalkan stabilitas keamanan di kawasan. Adalah kepentingan China dan ASEAN untuk menciptakan situasi yang menguntungkan di Laut China Selatan.

Toto SGP

By gacor88