Situasi Covid-19 di Bangladesh: Segalanya bisa menjadi tidak terkendali dengan cepat

12 Januari 2022

DHAKA – Ketika Direktorat Kesehatan melaporkan 2.458 kasus baru Covid kemarin, yang merupakan angka tertinggi dalam empat bulan terakhir, para ahli memperingatkan bahwa situasi pandemi, yang dipicu oleh penularan varian Omicron di komunitas, dapat memburuk dengan cepat.

Dalam 24 jam sebelum pukul 08.00 kemarin, positivity rate sebesar 8,97 persen dibandingkan 27.399 tes, naik dari hari sebelumnya sebesar 8,53 persen.

“Transfer komunitas Omicron telah dimulai ketika kasusnya melonjak hampir setiap hari. Situasinya mungkin akan memburuk dalam waktu dekat. Tren serupa juga terjadi di negara-negara lain,” kata Dr Mushtuq Husain, konsultan di Institut Epidemiologi, Pengendalian dan Penelitian Penyakit, kepada The Daily Star kemarin.

Dalam kurun waktu 24 jam, dua pasien Covid meninggal dunia sehingga total kematian akibat Covid di Tanah Air menjadi 28.107 orang.

Bangladesh melaporkan dua kasus pertama Omicron pada 9 Desember. Jumlahnya kini bertambah menjadi 30 orang.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Omicron dapat menularkan 70 kali lebih cepat dibandingkan varian utama virus corona baru.

“Jumlah urutan genom untuk mendeteksi varian tersebut tidak mencukupi, namun data klinis menunjukkan bahwa Omicron menyebabkan peningkatan penularan,” kata Prof Ridwanur Rahman, spesialis penyakit menular, kepada surat kabar ini awal pekan ini.

Pada 1 Januari, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DJP) melaporkan 370 kasus dengan positivity rate sekitar 2 persen. Angka kemarin adalah 2.458, sekitar tujuh kali lebih tinggi dibandingkan tanggal 1 Januari.

Untuk membendung siaran tersebut, Divisi Kabinet mengeluarkan pemberitahuan pada hari Senin mulai 13 Januari dengan arahan 11 poin, termasuk memakai masker di luar ruangan.

Pemerintah juga mewajibkan pembuatan bukti vaksinasi di beberapa kasus, termasuk di restoran, bagi pengemudi dan staf lain saat mengoperasikan angkutan umum, dan di sekolah bagi siswa.

Namun, para ahli mengatakan akan sulit untuk menerapkan pedoman tersebut karena sekitar 25 persen dari 80 persen populasi sasaran belum menerima dosis pertama vaksin Covid.

“Sangat mendesak untuk terlebih dahulu memastikan vaksinasi bagi semua orang sebelum mengeluarkan arahan tersebut. Kalau tidak, tidak mungkin menegakkan resep,” kata Prof ABM Abdullah, spesialis kedokteran terkenal, kepada koresponden kemarin.

Namun, Dr Mushtuq berkata sebaliknya.

“Awalnya akan sulit. Namun pemerintah telah mendirikan kamp vaksinasi hingga tingkat kelurahan. Jadi masyarakat bisa dengan mudah menerima vaksin,” imbuhnya.

Memperingatkan bahwa penularan Omicron akan segera memberikan tekanan pada rumah sakit, pakar kesehatan masyarakat menekankan untuk memastikan semua orang memakai masker di luar dan membatasi pertemuan besar untuk memperlambat penularan.

Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Covid-19 meningkat menjadi sembilan persen kemarin, dari 6 persen pada 1 Januari.

sbobet

By gacor88