1 Maret 2023
JAKARTA – Aparat keamanan Indonesia akan melakukan operasi jangka panjang untuk menyelamatkan pilot Selandia Baru yang disandera lebih dari 20 hari oleh kelompok pemberontak bersenjata Papua di Kabupaten Nduga, Dataran Tinggi Papua.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana. Yudo Margono mengatakan dia tidak berencana mengerahkan pasukan tambahan ke kabupaten yang bergolak itu untuk membantu operasi penyelamatan, yang menurutnya akan tetap dilakukan “secara persuasif” untuk melindungi warga sipil setempat.
“Kami tidak menetapkan target apa pun. Mereka (kelompok kriminal bersenjata) bergantian dengan warga sekitar, termasuk anak-anak, untuk melindungi diri. Kami akan mencoba melakukan (operasi penyelamatan) dengan meyakinkan. Kami tidak ingin masyarakat setempat menjadi agunan karena itu,” ujarnya seperti dikutip kompas.com Senin.
Pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens ditangkap oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya pada 7 Februari setelah mendarat di Nduga, bersama beberapa penumpang WNI, yang kemudian dibebaskan. Kelompok tersebut, yang terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), menuntut Jakarta mengakui kemerdekaan Papua sebagai imbalan atas pembebasan Mehrtens dan menggunakan krisis sandera yang sedang berlangsung sebagai cara untuk menginternasionalkan tujuan politiknya.
Juru bicara TPNPB membagikan foto dan video Mehrtens yang dikelilingi oleh sekitar selusin pejuang, beberapa di antaranya bersenjatakan senapan dan busur. Mehrtens terdengar mengatakan bahwa para penculiknya menuntut agar TNI mundur dari Papua atau dia akan ditahan seumur hidup.
Negosiasi sedang berlangsung
Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge dan para pemimpin agama dan suku setempat masih bernegosiasi dengan para penculik untuk pembebasan Mehrtens, menurut Yudo. Diplomat Selandia Baru dilaporkan melakukan perjalanan ke Papua untuk memantau proses negosiasi.
Komandan militer mengatakan pihak berwenang telah memilih untuk membiarkan perundingan dengan pemberontak berlanjut karena kekhawatiran meningkat bahwa penggunaan kekuatan dalam upaya penyelamatan hanya akan mengulangi kesalahan yang dibuat dalam operasi sebelumnya yang gagal.
Fakta bahwa anggota TPNPB berbaur dengan warga sipil setempat disebut-sebut sebagai hambatan utama keseluruhan operasi. “Tidak mudah menangkap kelompok ini,” kata Yudo.
Pangdam Cendrawasih Mayjen. Jenderal. Muhammad Saleh Mustafa meriwayatkan Jakarta Post Selasa bahwa aparat keamanan di Papua berhasil mengambil alih kamp dan jalur yang digunakan para penculik serta harta benda mereka.
“(Kami akan melakukan operasi) sampai pilot bisa dibebaskan dengan aman. Ini adalah prioritas utama kami. Penangkapan Egianus Kagoya menjadi prioritas berikutnya,” ujarnya.
Jakarta menolak mengabulkan tuntutan Kogoya. Pekan lalu, Kapolda Papua Irjen. Umum Mathius Fakhiri mengatakan kelompok pemberontak menuntut penyerahan senjata dan amunisi sebagai imbalan atas pembebasan Mehrtens. Pihak berwenang menolak klaim tersebut, dengan mengatakan hal itu hanya akan memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.
Krisis penyanderaan tahun 1996
Ini merupakan kejadian kedua yang melibatkan sandera asing setelah kejadian krisis penyanderaan pertama di Nduga pada tahun 1996.
Sekelompok pemberontak OPM yang dipimpin Kelly Kwalik menculik 26 orang, termasuk tujuh orang asing. Cobaan berat ini berlangsung dari 8 Januari hingga 15 Mei 1996. Selama krisis penyanderaan, pemerintah terlibat dalam negosiasi panjang dengan pemberontak sebelum melancarkan operasi militer dramatis selama tujuh jam yang dipimpin oleh komandan pasukan khusus angkatan darat (Kopassus), Prabowo Subianto, untuk menyelamatkan 11 tahanan yang tersisa, termasuk empat ilmuwan Inggris.
Delapan pejuang OPM dan dua tahanan Indonesia tewas dalam operasi penyelamatan yang melibatkan 100 anggota Kopassus, menurut Mandiri.
Konflik antara pasukan keamanan dan pemberontak Papua telah berkobar selama beberapa dekade di wilayah paling timur negara ini, yang masih termasuk wilayah termiskin meskipun kaya akan cadangan mineral. Baru-baru ini, ketegangan yang memuncak di tengah kebuntuan misi penyelamatan pilot memaksa pihak berwenang untuk mengevakuasi penduduk setempat dari beberapa wilayah di Nduga. (awww)
Catatan Editor: Artikel ini telah diperbarui untuk memperbaiki kesalahan.