27 Januari 2023
PETALING JAYA – Tiga tahun setelah kasus Covid-19 pertama terdeteksi di Malaysia, kondisi negara ini jauh lebih baik dibandingkan saat awal pandemi.
Namun, virus ini akan tetap ada, kata para ahli kesehatan.
Meskipun kini ada cara untuk mengobati dan melawan virus ini, masyarakat Malaysia tidak boleh lengah.
Prof Dr Moy Foong Ming dari Universiti Malaya, seorang pakar kesehatan masyarakat, mengatakan Malaysia adalah salah satu negara terbaik dalam menangani Covid-19 dan menangani pandemi dengan baik meskipun ada beberapa kendala pada awalnya.
“Dengan dedikasi dan pengorbanan para garda depan, yaitu layanan kesehatan, pertahanan, keamanan, dan layanan penting, kini kita memiliki tingkat penerimaan rumah sakit yang rendah, penggunaan unit perawatan intensif (ICU), dan kematian akibat Covid-19,” ujarnya.
Prof Moy mengatakan meskipun kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan Covid-19 tinggi dan selalu diingatkan oleh pemerintah dan media, masyarakat harus lebih waspada dengan selalu memperbarui status vaksinasi mereka.
“Saat ini serapan booster pertama dan kedua pada lansia baru 71,6% dan 5,9%.
“Orang lanjut usia dan kelompok berisiko tinggi harus mengonsumsi booster untuk mencegah gejala serius. Kami tahu efektivitas vaksin akan menurun seiring berjalannya waktu,” ujarnya.
Prof Dr Sharifa Ezat Wan Puteh, pakar kesehatan masyarakat, dari Universiti Kebangsaan Malaysia, mengatakan tingginya jumlah kematian pada titik tertentu tidak dapat dihindari karena kurangnya sumber daya kesehatan dan kurangnya fasilitas, serta pusat isolasi yang tepat.
“Saat itu kami sangat terpapar, karena tidak banyak yang divaksinasi, dan kami terkena varian Delta, yang memiliki virulensi tinggi dan penularan tinggi.
“Pemberlakuan perintah pengendalian pergerakan (MCO) adalah langkah yang tepat karena membantu mengurangi infeksi,” katanya.
Dr Sharifa Ezat mengatakan ketika negara ini mendekati endemisitas, masih perlu mewaspadai varian baru.
“Mungkin ada Variants of Concern (VOC) baru, yang mungkin lebih menular atau memiliki virulensi lebih tinggi.
“Kita juga perlu mewaspadai varian lokal yang beredar dan kemungkinan varian di dalam negeri,” ujarnya.
Selain Covid-19, beban penyakit tidak menular (NCD) di Malaysia seperti obesitas, hipertensi, dan stroke juga tinggi.
“Jadi masyarakat perlu memonitor penyakitnya sendiri dan berusaha untuk tetap sehat dengan melakukan pilihan yang lebih baik, seperti menghindari rokok, rutin melakukan tes glukosa darah, rutin melakukan pap smear, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Ahli epidemiologi dan ahli biostatistik Universitas Putra Malaysia Prof Dr Malina Osman mengatakan keberhasilan Malaysia dalam menangani pandemi ini bahkan lebih luar biasa mengingat krisis politik yang dialami tiga perdana menteri dalam tiga tahun.
“Meski mendapat banyak tantangan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan penanganan pandemi, vaksin, dan beberapa peraturan, namun sebagian besar dari kita berhasil tetap bersatu dan memberikan dukungan penuh untuk penanganan pandemi yang sangat baik,” ujarnya.
Dr Malina mengatakan Kementerian Kesehatan telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik dan juga memuji Dewan Keamanan Nasional (NSC), yang mengambil alih tugas selama pandemi.
Profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat Universitas Malaya Prof Dr Sanjay Rampal mengatakan bahwa meskipun Kementerian Kesehatan telah merespons dengan baik terhadap pandemi awal ini, ketahanan di masa depan akan sangat bergantung pada investasi dalam kesehatan masyarakat dan sistem layanan kesehatan.
“Meningkatkan ketahanan terhadap bencana dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan akan menjadi cara yang lebih hemat biaya untuk bersiap menghadapi ancaman kesehatan di masa depan,” katanya.
Tan Sri, Direktur Jenderal Kesehatan, Dr. Noor Hisham Abdullah menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pekerja garda depan yang telah bekerja tanpa kenal lelah selama pandemi dan menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga atau sahabat akibat Covid-19.
Dia mengatakan tiga tahun berlalu dalam sekejap mata.
Kasus pertama terdeteksi pada 25 Januari 2020 saat masih bernama 2019-nCoV.
Hingga 24 Januari, Malaysia telah melaporkan total 5.035.073 kasus, 36.932 kematian, dan 4.988.143 kasus kambuh.
“Kita masih dalam fase transisi menuju endemisitas, maka patuhi anjuran dan imbauan kesehatan yang sering ditekankan yaitu menghindari 3S (Sesak atau ramai; Sempit atau ruang terbatas; Sembang Dekat ngobrol berdekatan). Amalkan juga 3W (Cuci, Pakai, Peringatkan).
“Terus praktikkan TRIIS (Test, Report, Isolate, Inform and Search) dan dapatkan dosis primer atau dosis booster vaksin Covid-19,” ujarnya dalam keterangannya, kemarin.
Dr Noor Hisham ditunjuk sebagai ketua Komite Tetap Organisasi Kesehatan Dunia untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Respon Darurat Kesehatan sebagai pengakuan atas upayanya dalam menangani pandemi ini.