17 April 2023
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada hari Minggu menetapkan Walikota Bandung Yana Mulyana dan dua pejabat pemerintah kota sebagai tersangka dalam kasus suap seputar kegagalan pengadaan infrastruktur internet untuk proyek kota pintar di Bandung.
Yana ditangkap di rumah dinasnya di Bandung, Jawa Barat pada Jumat, sedangkan Kepala Dinas Perhubungan Bandung Dadang Darmawan dan Sekretaris Khairul Rijal ditangkap di lokasi berbeda hari itu.
Nurul Ghufron, Wakil Ketua KPK, dalam jumpa pers Minggu dini hari mengatakan Yana dan anak buahnya diduga menerima suap dari pengelola dua perusahaan swasta penyedia layanan internet dan kamera CCTV untuk program kota pintar di bidang keuangan. tahun 2022-2023.
Penyidik KPK menangkap para pengusaha yang terlibat: seorang direktur dan manajer PT Sarana Mitra Adiguna (SMA), yang diidentifikasi hanya berinisial BN dan AG, serta CEO PT Citra Jelajah Informatika (CIFO), yang diidentifikasi berinisial SS. Mereka semua dituduh memberikan suap kepada Yana.
Penyidik juga menyita uang sejumlah Rp 924 juta (US$62.500) dalam bentuk rupiah dan mata uang asing.
Nurul mengatakan, keterlibatan Yana di PT SMA dan PT CIFO dimulai tak lama setelah ia menjabat pada 2022 menyusul meninggalnya Wali Kota Bandung Oded Mohamad Danial. Yana sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Oded.
Yana pertama kali bertemu dengan ketiga pengusaha kedua perusahaan tersebut di rumah dinasnya di Bandung pada Agustus 2022, saat pemerintahannya sedang mencari penyedia layanan CCTV dan internet untuk proyek kota pintar Bandung, menurut Nurul.
“Pada bulan Desember ada pertemuan lagi antara SS (CEO PT CIFO), Yana dan (Sekretaris Dinas Perhubungan Bandung). Dalam pertemuan itu, SS diduga akan menyerahkan uang tunai kepada Yana, dan keduanya membahas syarat terpilihnya PT CIFO sebagai (vendor),” kata Nurul.
Pada Januari tahun ini, PT CIFO memenangkan tender proyek pengadaan layanan internet senilai Rp 2,5 miliar.
Yana bersama keluarga dan stafnya juga mendapat hadiah berupa perjalanan liburan ke Thailand dan sejumlah uang berkedok bonus hari raya Idul Fitri dari PT SMA.
“Saat (interogasi), penyidik KPK juga mendapat informasi bahwa (Yana), selaku Wali Kota Bandung, menerima suap serupa dari pihak lain. Ini yang akan kami dalami lebih lanjut dalam pemeriksaan kami,” kata Nurul.
Penyidik KPK, kata Nurul, masih memperluas penyidikan untuk mendalami apakah Yana, politikus Partai Gerindra, punya kaki tangan lain di pemerintahan kota atau DPRD Kota Bandung.
Tertangkapnya Yana menambah daftar panjang kepala daerah yang akan diperiksa KPK jelang Pilkada 2024.
Bulan lalu, KPK menahan Ben Brahim Bahat, Bupati Kapuas di Kalimantan Tengah, istrinya dan politisi Partai NasDem Ary Egahni, yang merupakan anggota DPR yang mewakili daerah pemilihan Kalimantan Tengah. Keduanya diduga menggelapkan APBD kabupaten sebesar Rp 8,7 miliar dalam kasus korupsi untuk mengisi kantong sendiri, diduga untuk membiayai potensi mereka mencalonkan diri pada pemilihan gubernur dan legislatif pada tahun 2024.
Awal bulan ini, KPK juga menangkap Muhammad Adil, Bupati Kepulauan Meranti di Riau, atas tuduhan korupsi serupa.