Negosiasi, bukan konflik dalam krisis Rohingya

5 April 2019

PM Bangladesh mengatakan krisis Rohingya harus diselesaikan melalui pembicaraan dengan Myanmar.

Perdana Menteri Sheikh Hasina kemarin mengatakan bahwa Bangladesh akan melanjutkan upayanya untuk memulangkan pengungsi Rohingya melalui negosiasi, tanpa terlibat dalam konflik apa pun dengan Myanmar.

“Karena mereka (Myanmar) adalah tetangga terdekat kami, kami tidak akan pernah terlibat konflik apa pun dengan mereka (Myanmar). Sebaliknya, kita harus melanjutkan upaya agar mereka dapat mengambil kembali warga negaranya melalui perundingan,” katanya saat mengunjungi Kementerian Pertahanan di ibu kota.

Perdana Menteri mengatakan bahwa Bangladesh telah memberikan perlindungan kepada sekitar satu juta warga Rohingya atas dasar kemanusiaan. “Ini mengejutkan dunia bagaimana kami bisa melindungi dan menyelamatkan begitu banyak orang.”

Dia menambahkan, “Kami tidak akan terlibat dalam konflik apa pun dengan Myanmar. Kami telah berdiskusi dan menandatangani perjanjian dengan mereka. Tujuan kami adalah mengirim mereka kembali ke negaranya melalui dialog.”

Hasina, yang juga menjabat Menteri Pertahanan, meminta seluruh pihak berwenang menjalankan tanggung jawabnya sesuai tujuan.

Pj Kepala Staf Angkatan Darat Letjen. Md Shamsul Haque, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Aurangzeb Chowdhury, Kepala Staf Udara Marsekal Masihuzzaman Serniabat dan Sekretaris Militer Perdana Menteri Mayor. gen. Mia Md Jainul Abedin hadir.

Menteri Pertahanan Akhter Hussain Bhuiya menyampaikan pidato selamat datang.

Namun perdana menteri menggarisbawahi perlunya memiliki sistem pertahanan yang kuat untuk memberikan respons yang tepat guna melindungi kemerdekaan dan kedaulatan negara jika ada serangan oleh siapa pun.

“Kami menginginkan lingkungan yang damai. Namun jika ada yang menyerang kita, kita harus selalu melakukan persiapan agar kita bisa memberikan respon yang tepat terhadap serangan tersebut dan menjaga kemerdekaan dan kedaulatan kita.

“Kami tidak akan terlibat perang dengan siapa pun. Kami tidak ingin ada perang. Kami menginginkan lingkungan yang damai dengan semua orang,” katanya, seraya menambahkan bahwa kebijakan luar negeri Bangladesh yang diadopsi oleh Bapak Bangsa Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman adalah “Persahabatan untuk semua dan tidak ada kebencian terhadap siapa pun”.

Bangladesh telah membuktikan bahwa mereka mampu menghadapi bencana alam dan bencana apa pun yang disebabkan oleh ulah manusia, kata Perdana Menteri.

Hasina menyatakan bahwa Bangladesh mempunyai kapasitas untuk menghadapi bencana alam atau bencana akibat ulah manusia. “Kami bisa menghadapi situasi apa pun. Kami telah membuktikannya.”

Dia menekankan pada pengembangan angkatan bersenjata dengan teknologi yang lebih baru dan modern serta memberikan pelatihan modern kepada para pejabat untuk mengimbangi dunia modern.

Menggambarkan angkatan bersenjata sebagai simbol kemerdekaan dan kedaulatan negara, Hasina mengatakan anggota angkatan bersenjata memainkan peran yang sangat penting dalam mengamankan negara.

Angkatan bersenjata telah dikembangkan dengan peralatan dan teknologi terkini dengan memberikan pelatihan yang diperlukan, katanya.

Mengenai sengketa perbatasan maritim, Perdana Menteri mengatakan bahwa memenangkan kasus melawan India dan Myanmar di pengadilan internasional yang menjaga hubungan baik dengan kedua negara sahabat adalah tugas yang sulit.

Dia mengatakan hal ini hanya mungkin terjadi karena semua pihak di Bangladesh bekerja dengan ketulusan, tanggung jawab, dan kehati-hatian.

Perdana menteri mengunjungi kementerian tersebut sebagai bagian dari kunjungan rutinnya ke berbagai kementerian setelah membentuk pemerintahannya untuk masa jabatan ketiga berturut-turut pada bulan Januari tahun ini.

Hongkong Pools

By gacor88