3 Februari 2022
PHNOM PENH – Otoritas distrik O’Yadav di provinsi Ratanakkiri mengatakan pada tanggal 1 Februari, sekitar 30 gajah liar memakan hasil panen penduduk di empat desa di komune Yatung dan Bakham.
Wakil Gubernur Distrik Sim Lin mengatakan kepada The Post bahwa gajah-gajah tersebut menyerbu perkebunan warga di desa Khveng, Dor dan Sam di komune Yatung dan desa Ta Kok Pnong di komune BaKham. Mereka memakan lebih dari 1 ha singkong dan memusnahkan ratusan pohon kelapa, mangga, dan nangka.
“Kawanan gajah sudah muncul berhari-hari. Mereka berkeliaran di hutan lebat pada siang hari dan memakan pucuk tanaman baru pada siang hari dan kembali memakan hasil panen penduduk desa pada malam hari,” ujarnya.
Ia menambahkan, gajah-gajah tersebut tampaknya tidak takut pada manusia karena terkadang mereka muncul di dekat desa pada siang hari. Penduduk desa mencoba memukul tongkat atau mengguncang mainan kerincingan kayu kecil dan lonceng dan bahkan menyalakan petasan dalam tabung bambu untuk mengusir mereka, namun gajah-gajah tersebut tidak bereaksi.
“Tahun lalu, kami menyarankan masyarakat untuk menyalakan kelapa dan memukulkan mainan kayu kecil untuk mengalihkan perhatian mereka dan menghentikan mereka menghancurkan gubuk dan tanaman. Tapi tahun ini mereka sepertinya sudah terbiasa dengan suara-suara itu dan tidak lagi terkejut seperti dulu,” tambahnya.
Ia mengimbau warga desa dan pihak berwenang setempat untuk menjauhi mereka untuk menghindari kemungkinan kecelakaan akibat konflik manusia-gajah.
“Meskipun berpenampilan lembut, mereka tetaplah hewan, dan hewan liar lebih tidak dapat diprediksi dibandingkan hewan peliharaan. Kita harus berhati-hati agar tidak memicu konflik dengan mereka,” kata Lin.
Kepala polisi komune Yatung Nhep Sodoeun mengatakan kepada The Post bahwa gajah-gajah tersebut kemungkinan besar akan pergi dari distrik Koh Nhek di provinsi Mondulkiri yang berdekatan melalui hutan lebat di wilayah O’Leav dan terus ke distrik O’Yadav di Ratanakkiri, kemudian mereka melewati desa-desa.
“Saya yakin gajah-gajah ini kemungkinan adalah gajah peliharaan yang dilepasliarkan untuk hidup di hutan untuk berkembang biak karena tidak takut pada manusia,” ujarnya.
Ia menambahkan, sekitar 50 ekor gajah, termasuk anak gajah, bersembunyi di hutan lebat kawasan O’Pal di perbatasan Mondulkiri dan Rattanakiri.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, Kamboja saat ini memiliki antara 400 dan 600 gajah liar Asia yang hidup di Mondulkiri dan Ratanakkiri, Pegunungan Cardamom, dan cagar alam lainnya.