22 Februari 2019
Karena serangkaian peristiwa yang tidak menguntungkan, Pakistan berada dalam posisi yang sulit.
Sementara India membangun ketegangan pasca bom Pulwama, sasaran Garda Revolusi Iran, juga dikenal sebagai Pasdaran, di provinsi Sistan-Baluchestan yang berbatasan dengan Balochistan sehari sebelum insiden di Kashmir yang dikuasai India juga membuat Teheran menuding ke arah ini.
Seorang komandan senior Pasdaran dikatakan bahwa pelaku bom bunuh diri yang menargetkan bus Garda adalah warga Pakistan, begitu pula dua orang yang memfasilitasi serangan tersebut. Meskipun Pakistan mengutuk penargetan Pasdaran, Teheran harus menahan diri untuk tidak melontarkan tuduhan terhadap pihak berwenang Pakistan tanpa bukti kuat. Harus ada investigasi yang melibatkan kedua negara agar pelaku tragedi ini bisa diadili. Pembicaraan para komandan militer Iran tentang ‘pengejaran panas’ di Pakistan sama sekali tidak dapat diterima karena kedaulatan negara ini harus dihormati.
Faktanya adalah bahwa serangan lintas batas adalah salah satu gangguan terbesar yang menghalangi hubungan yang lebih baik antara Islamabad dan Teheran.
Memang benar, Sistan-Baluchestan sering digambarkan sebagai daerah yang ‘gelisah’, karena kelompok militan seperti Jundallah dan penggantinya Jaish al-Adl – yang diyakini melakukan serangan terakhir – telah memimpin pemberontakan tingkat rendah terhadap pemerintah Iran. provinsi ini, berdasarkan pada nasionalisme etnis dan retorika jihad sektarian. Yang menjadi masalah dari sudut pandang negara ini adalah bahwa para militan anti-Iran ini diyakini mengungsi di wilayah perbatasan antara Pakistan dan tetangga baratnya. Oleh karena itu, dari sudut pandang keamanan dalam negeri dan hubungan bilateral, kedua negara berkepentingan untuk bekerja sama mengalahkan kelompok-kelompok tersebut.
Terdapat preseden bahwa kerja sama dapat memberikan hasil positif dalam memerangi militansi. Misalnya, Pakistan membantu pemulihan sejumlah penjaga perbatasan Iran diculik oleh Jaish al-Adl tahun lalu, sementara terjadi pertukaran bilateral tingkat tinggi antara petinggi sipil dan militer kedua negara yang berfokus pada keamanan. Saat ini adalah masa yang penuh gejolak bagi Pakistan dan seluruh kawasan, dimana aktor-aktor non-negara memainkan peran yang mengganggu stabilitas hubungan antar negara. Oleh karena itu, mengalahkan militansi memerlukan pendekatan yang terkoordinasi secara regional.
Pakistan dan Iran harus menggunakan saluran diplomatik untuk mengatasi masalah sensitif ini, dan khususnya, Iran harus menahan diri untuk tidak melontarkan tuduhan di depan umum. Sebagaimana telah dibuktikan di masa lalu, kerja sama dapat memberikan manfaat dalam perang melawan militansi.