16 November 2022
PETALING JAYA – Kabinet yang ramping, politik yang stabil, perekonomian yang sehat dengan berkurangnya birokrasi adalah beberapa janji yang akan ditepati Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob jika diberi amanah memimpin Malaysia lima tahun ke depan.
Perdana Menteri sementara ini mengakui bahwa banyak yang merasa bahwa Kabinet yang lalu sudah hebat.
“Saya harus mengakuinya. Saya tentu saja berniat memimpin kabinet yang ramping, yang terdiri dari individu-individu dengan latar belakang, pengalaman dan keahlian berbeda, dan bukan hanya politisi.
Saya ingin membentuk tim administrasi yang kuat, mumpuni, visioner, berpengetahuan dan kreatif, ujarnya dalam wawancara yang disiarkan televisi besar, Selasa malam (15/11).
Terdapat 32 anggota kabinet (termasuk perdana menteri) dan 38 wakil menteri ketika Ismail Sabri mengambil alih pemerintahan federal pada Agustus tahun lalu.
Dia mengatakan stabilitas politik tetap menjadi fokus utamanya, dan menunjukkan bahwa kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi hanya dapat terjadi jika ada stabilitas politik.
Ismail Sabri mengatakan, itulah sebabnya ia menandatangani nota kesepahaman dengan Pakatan Harapan saat menjabat tahun lalu.
Berkat stabilitas politik, kita berhasil membawa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan hal ini terlihat dari laporan terbaru pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 14,2% pada kuartal ketiga tahun ini.
“Upaya tersebut akan kami lanjutkan sebagaimana yang kami rencanakan pada APBN 2023,” ujarnya.
Menciptakan iklim yang menguntungkan bagi investor dan menguraikan strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi kemungkinan perlambatan ekonomi juga akan dilakukan.
Perdana Menteri juga bermaksud untuk memastikan bahwa kehadiran Malaysia dapat dirasakan kembali dan suaranya didengar di platform global, dengan mengakui bahwa hal ini tidak terjadi akhir-akhir ini dan perubahan perlu dilakukan agar negara tersebut menjadi lebih aktif dan dapat berperan. peran secara internasional.
Pemerintah akan terus melanjutkan upaya pengentasan kemiskinan, dengan menekankan bahwa hal ini bukan sekadar klise belaka, melainkan komitmen untuk mengurangi kesenjangan antara desa, kota, dan antar wilayah.
“Kami akan melakukan lebih banyak pembangunan di Sabah dan Sarawak, terutama infrastruktur karena fasilitas yang lebih baik memberikan lebih banyak peluang ekonomi,” tambahnya.
Ismail Sabri mengatakan bahwa keberhasilannya meskipun mengambil alih pemerintahan federal di masa-masa sulit membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik sebagai perdana menteri setelah pemilu.
Selain kesepakatan dengan Pakatan, ia mengatakan pemerintahannya telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19 melalui program vaksinasi dan pengelolaan perekonomian yang lebih baik sehingga menghasilkan investasi asing langsung, perdagangan, dan ekspor tertinggi.
Pemerintahannya juga berhasil meloloskan beberapa undang-undang, seperti undang-undang anti-partai, Perjanjian Malaysia 1963, dan undang-undang anti pelecehan seksual.
“Saya yakin meski saya menjabat Perdana Menteri selama 14 bulan, pemerintahan saya telah menyelesaikan banyak masalah. Coba beri saya waktu lima tahun lagi dan masih banyak lagi yang bisa saya lakukan untuk masyarakat,” katanya.
Barisan menunjuk Ismail Sabri sebagai calon perdana menterinya, sementara Pakatan dan Perikatan Nasional masing-masing menunjuk Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Ismail Sabri berpesan agar masyarakat bijak dalam memilih dalam pemilu.
“Kita harus memilih pemerintahan yang memiliki rekam jejak yang terbukti dan memiliki kemampuan untuk membawa kemakmuran dan stabilitas negara,” katanya.