Harga pupuk di Indonesia turun namun kesenjangan pasokan masih terjadi

31 Maret 2023

JAKARTA – Harga pupuk telah turun dalam beberapa bulan terakhir setelah mengalami kenaikan bertahap sejak awal pandemi COVID-19, menurut Rahmad Pribadi, presiden direktur perusahaan pupuk milik negara PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

Namun, tren penurunan tersebut “masih lambat”, katanya pada konferensi pers pada hari Rabu, seraya mencatat bahwa penurunan bertahap tersebut mengikuti kenaikan harga pupuk yang berkepanjangan yang dimulai pada bulan Maret 2020.

“Sejak pandemi berakhir, harganya turun. Kita melihat adanya peningkatan ekspor bahan mentah dari Tiongkok,” kata Rahmad, Rabu, seperti dikutip Laju.

Sayangnya, perang antara Rusia dan Ukraina telah mendorong kenaikan harga gas alam, yang berkaitan erat dengan produksi pupuk, katanya. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada pupuk berbasis nitrogen khususnya Urea.

Wijaya Laksana, Senior Vice President dan Corporate Secretary Pupuk Indonesia, induk perusahaan Pupuk Kaltim, mengatakan harga pupuk meningkat signifikan karena 30 persen fosfor dan kalium berasal dari Rusia dan Belarus.

“Bisakah Anda bayangkan sepertiga pasokan (bahan baku pupuk) global hilang karena perang? Makanya harganya jadi gila-gilaan,” kata Wijaya, 13 Maret lalu.

Ia mencontohkan, harga pupuk NPK pernah mencapai Rp 18,1 juta (US$1.202) per ton, tiga kali lipat dari harga normal sekitar Rp 6 juta.

Sebagai upaya penanggulangannya, jelas Wijaya, perseroan telah menjalin perjanjian dengan perusahaan Rusia untuk memasok kalium dan juga sedang mencari bahan baku lainnya.

“Kita harus ingat bahwa pupuk tidak termasuk dalam sanksi (terhadap Rusia), sehingga bahan bakunya masih bisa kita beli dari Rusia,” kata Wijaya.

Kini produksi pupuk global telah membaik sehingga menurunkan harga. Salah satu alasannya, menurut Rahmad dari Pupuk Kaltim, adalah adanya subsidi dari pemerintah AS untuk mempercepat produksi pupuk Urea dalam negeri.

Kekurangan pupuk

Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyoroti kekurangan pupuk di negara ini ketika ia menjelaskan awal bulan ini bahwa produsen lokal telah gagal memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 13 juta ton.

“Di Indonesia kita hanya bisa memproduksi 3,5 juta ton,” kata Presiden dalam acara di Jawa Tengah, 10 Maret seperti dikutip Sekretariat Negara.

Baca juga: Pemerintah akan membangun pabrik pupuk di Papua Barat dengan target operasi tahun 2027

Senada dengan komentar CEO Pupuk Kaltim, Presiden juga menyebut perang antara Rusia dan Ukraina menjadi penyebab utama permasalahan tersebut. Pada Juni tahun lalu, ia juga membahas masalah pupuk saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.

“Bukan hanya Indonesia yang tidak punya pupuk. Negara lain yang tidak punya pabrik pupuk malah tidak dapat apa-apa,” kata Jokowi.

Oleh karena itu, menurut Presiden, Indonesia mengimpor sekitar 6,3 juta ton pupuk, namun jumlah tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Pada Februari lalu, pemerintah memutuskan menghidupkan kembali PT Pupuk Iskandar Muda yang mampu memproduksi 570 ribu ton per tahun. Pupuk Kaltim juga berencana membangun pabrik di Papua Barat dengan kapasitas produksi 2 juta ton.

sbobet mobile

By gacor88