Kritik mengaburkan pencarian utusan Myanmar dari Indonesia

28 November 2022

JAKARTA – Mengingat krisis Myanmar yang telah menguji kesatuan ASEAN belum akan segera berakhir, maka Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk memilih utusan khusus yang dapat menjawab tantangan untuk menemukan solusi dalam masa jabatan mereka yang terbatas yaitu satu tahun untuk melakukan mediasi – dan bahkan mungkin lebih jauh lagi.

Tekanan semakin meningkat bagi Indonesia untuk memimpin blok regional dalam menyelesaikan krisis politik, kemanusiaan, dan ekonomi yang timbul dari kudeta yang dipimpin junta pada 1 Februari 2021, ketika rezim militer yang represif merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil Myanmar yang dipilih secara demokratis.

Dua ketua ASEAN pasca kudeta berturut-turut memberikan hasil yang buruk, meskipun ada ultimatum dari sembilan negara anggota blok lainnya untuk memulihkan perdamaian dan mencapai rekonsiliasi nasional melalui Konsensus Lima Poin, yang dicapai April lalu dengan pemimpin junta Min Aung Hlaing dinegosiasikan di Jakarta. tahun.

Di antara poin-poin konsensus yang disepakati adalah bahwa ketua ASEAN harus menunjuk utusan khusus ke Myanmar untuk mengawasi proses perdamaian. Para pengamat mengkritik bahwa, karena posisi tersebut dibatasi pada masa jabatan satu tahun dari kepemimpinan bergilir kelompok tersebut, hal ini hanya akan menghambat kemajuan yang berarti.

Menteri Luar Negeri Brunei Erywan Yusof ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN Myanmar pertama yang mengunjungi negara pasca kudeta. Tahun ini ia digantikan oleh Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, yang melakukan dua kunjungan dan melaporkan kesulitan besar dalam mengajak semua pihak terlibat untuk berbicara satu sama lain di tingkat mana pun.

Prak Sokhonn akan mengunjungi Myanmar untuk terakhir kalinya sebelum masa jabatannya sebagai utusan khusus Myanmar berakhir tahun ini, untuk membantu “kembali ke keadaan normal dan jalur demokrasi”.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah melakukan diskusi mengenai pemilihan utusan khusus untuk tahun 2023, meskipun mendapat kritik dari LSM yang kurang sabar dengan kinerja ASEAN, kata salah satu sumber yang dekat dengan masalah tersebut kepada The Jakarta Post.

Sumber tersebut mengatakan strategi yang digunakan oleh para utusan sebelumnya akan dianalisis secara menyeluruh untuk menentukan kemajuan dalam penerapan kerangka lima poin, sebelum merekomendasikan calon mana pun kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Pada tanggal 19 November, seminggu setelah Kamboja menyelesaikan KTT ASEAN ke-40 dan ke-41, Sokhonn merefleksikan pekerjaannya sebagai utusan khusus Myanmar selama setahun terakhir dan menyerahkan daftar proposal kebijakan untuk ASEAN.

Di antaranya adalah usulan agar blok tersebut meminta pertanggungjawaban semua pihak, termasuk “organisasi etnis bersenjata”, atas segala kekerasan. Selain itu, ASEAN harus berupaya memfasilitasi kompromi yang lebih adil, katanya, yang menunjukkan bahwa tuntutan “berlebihan” telah dibebankan pada junta.

Pernyataan tersebut merupakan pertama kalinya Kamboja secara terbuka membela kepemimpinan junta sejak penyerahan kepemimpinan ASEAN kepada Indonesia.

Sementara itu, sumber resmi mengatakan militer Myanmar akan terus melakukan penyelidikan besar-besaran di bawah kepemimpinan Indonesia, yang menunjukkan bahwa ancaman kekerasan bersenjata yang ditimbulkan oleh pemberontak etnis minoritas jauh lebih besar daripada kekuatan junta.

‘tingkat tinggi’

Di tengah meningkatnya tekanan dari negara-negara tetangganya, para pemimpin junta di ibu kota Naypyidaw semakin berani dengan dukungan baru-baru ini dari Rusia, negara paria lainnya yang mempolarisasi opini internasional atas invasi mereka ke Ukraina pada bulan Februari ini.

Junta Myanmar dan Moskow menandatangani perjanjian kerja sama nuklir pada pertengahan November untuk mendirikan pusat teknologi nuklir di Yangon. Mereka juga sepakat untuk membuka penerbangan langsung ke Yangon untuk meningkatkan konektivitas.

Sementara itu, para analis tetap skeptis bahwa kepemimpinan Indonesia di ASEAN akan membawa perubahan selama Indonesia bersikeras menunjuk utusan khusus Myanmar yang baru setiap tahun.

“Dibutuhkan waktu untuk mendapatkan informasi mengenai situasi di lapangan, untuk mendapatkan kepercayaan dari semua pihak yang berkonflik, untuk memiliki kesabaran untuk mengunjungi dan berbicara dengan kelompok yang berbeda,” kata Dewi Fortuna Anwar, peneliti senior hubungan internasional di National Badan Riset dan Inovasi (BRIN). “Masa jabatan satu tahun bukanlah sesuatu yang bisa dimulai.”

Fitriani, pakar hubungan internasional dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Jakarta, mengatakan utusan tersebut idealnya merupakan perwakilan seluruh ASEAN dan bukan ketua bergilirnya.

Bahkan jika penunjukan Indonesia pada akhirnya mampu mengatasi segala rintangan dan memfasilitasi dialog efektif antara pihak-pihak yang bertikai, katanya, masih belum ada jaminan bahwa utusan khusus tahun 2024 tersebut akan mampu meneruskan pencapaian pendahulunya.

Ia melanjutkan, pilihan Indonesia untuk utusan khusus Myanmar harus memiliki kesabaran yang tinggi dan mampu bekerja sama dengan semua pihak dengan tetap menjaga imparsialitas.

Pengeluaran Sidney Hari Ini

By gacor88