25 April 2019
Peringatan ini muncul setelah serangkaian pemboman mematikan di Sri Lanka.
Perdana Menteri Sheikh Hasina kemarin di Parlemen meminta masyarakat untuk waspada dan segera memberi tahu lembaga penegak hukum tentang dugaan aktivitas teror dan militan.
Seruannya disampaikan beberapa hari setelah ledakan melanda hotel-hotel mewah dan gereja-gereja di Sri Lanka pada Minggu Paskah, menyebabkan 359 orang tewas dan sekitar 500 orang terluka.
“Saya tidak punya kata-kata untuk mengutuk teror dan serangan militan tersebut,” ujarnya sebelum sesi tanya jawab di DPR.
“Saya ingin meminta masyarakat di negara ini untuk tetap waspada dan segera memberi tahu lembaga penegak hukum jika ada aktivitas yang tidak normal.”
Hasina mengatakan Islam adalah agama damai tetapi beberapa orang merendahkan agama tersebut di depan dunia dengan melakukan aktivitas militan atas nama agama tersebut.
Perdana menteri mengatakan sekitar 40 anak, termasuk Zayan Chowdhury, cucu anggota presidium Liga Awami Sheikh Fazlul Karim Selim, tewas dalam serangan teror tersebut.
“Saya tidak tahu apa yang mereka (teroris) ingin capai melalui pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah. Anak-anak tidak bersalah… mengapa mereka kehilangan nyawa?”
Dalam penyerangan tersebut, ayah Zayan, Moshiul Haque Chowdhury Prince (menantu Selim) terluka. Dia kini menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Sri Lanka.
Pangeran tidak diberitahu tentang kematian putranya, kata Hasina.
Perdana menteri berdoa untuk keselamatan jiwa Zayan dan semua orang lainnya yang tewas dalam serangan brutal pada 21 April.
Sementara itu, Irjen Polisi (IGP) Mohammad Javed Patwary kemarin mengarahkan seluruh satuan kepolisian untuk mengintensifkan tindakan pengamanan dan pengawasan intelijen menjelang bulan Mei, Buddha Purnima, Ramadhan, dan Idul Fitri.
Arahan tersebut disampaikan IGP dalam konferensi video bersama pimpinan seluruh satuan kepolisian dan pejabat senior kepolisian di Mabes Polri (PHQ), Bpk. kata Asisten Inspektur Jenderal Polisi Sohel Rana kepada The Daily Star.
Konferensi yang berlangsung selama dua jam tersebut, dimulai pada pukul 19.00, diadakan untuk meninjau situasi keamanan negara setelah serangan teroris di Sri Lanka, menurut sumber.
Dalam pertemuan tersebut, para pejabat diinstruksikan untuk mewaspadai kelompok militan kecil yang tumbuh di dalam negeri, kata seorang sumber yang hadir.
“Kami telah mengumpulkan informasi intelijen dan informasi dari para militan yang ditangkap,” kata pejabat itu, yang meminta tidak disebutkan namanya. Polisi kini mengikuti petunjuknya.
Pemerintah Sri Lanka kemarin mengakui kesalahan “besar” atas kegagalannya mencegah serangan meskipun ada peringatan intelijen sebelumnya.
Sebanyak sembilan orang dilaporkan meledakkan diri, baik saat penyerangan maupun saat polisi mencoba menangkap mereka.